Biak (ANTARA Sulsel) - Tepung sagu lokal kemasan produksi jemaat Gereja GKI kairos Klasis Biak Utara, Kabupaten Biak Numfor, Papua sudah dipasarkan ke negara Eropa Belanda dan Jerman.
Pelaksana Tugas Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Biak Eddy Rachmat di Biak, Kamis, mengakui pemasaran sagu kemasan produksi jemaat GKI Kairos masih di kalangan terbatas yang dijadikan cindera mata untuk bahan baku membuat makanan.
"Meski pemasaran sagu Biak masih sangat terbatas namun upaya mengenalkan produksi jemaat GKI Kairos sudah merambah ke mancanegara," ujar Plt Kadis Koperasi Usaha Kecil Menengah Biak Eddy Rachmat.
Dia berharap penyediaan tepung sagu Biak dapat dibuat berbagai jenis makanan, diantaranya campuran mie ayam, papeda, cendol, pentolan bakso serta jenis campuran makanan lain sebagai pangan lokal.
Program peningkatan usaha ekonomi masyarakat melalui koperasi dan usaha industri rumah tangga, menurut Edy Rachmat, diharapkan menjadi penopang utama pembangunan perekonomian daerah yang sangat menyentuh sektor riil.
"Upaya menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan masyarakat menjadi modal dasar peningkatan kemajuan perekonomian daerah," ujar Eddy Rachmat.
Ia mengakui peran koperasi usaha kecil menengah dalam mengairahkan perekonomian daerah dalam beberapa tahun belakangan ini telah menjadi trend positif memacu pembangunan ekonomi daerah.
Berdasarkan data jumlah koperasi yang berperasi di Kabupaten Biak Numfor hingga akhir tahun 2014 mencapai kurang lebih 250 koperasi dengan berbagai jenis usaha diantaranya simpan pinjam, koperasi primer, koperasi karyawan, koperasi unit desa serta koperasi gereja serta koperasi pedagang pasar. Budi Suyanto
Pelaksana Tugas Dinas Koperasi Usaha Kecil Menengah Biak Eddy Rachmat di Biak, Kamis, mengakui pemasaran sagu kemasan produksi jemaat GKI Kairos masih di kalangan terbatas yang dijadikan cindera mata untuk bahan baku membuat makanan.
"Meski pemasaran sagu Biak masih sangat terbatas namun upaya mengenalkan produksi jemaat GKI Kairos sudah merambah ke mancanegara," ujar Plt Kadis Koperasi Usaha Kecil Menengah Biak Eddy Rachmat.
Dia berharap penyediaan tepung sagu Biak dapat dibuat berbagai jenis makanan, diantaranya campuran mie ayam, papeda, cendol, pentolan bakso serta jenis campuran makanan lain sebagai pangan lokal.
Program peningkatan usaha ekonomi masyarakat melalui koperasi dan usaha industri rumah tangga, menurut Edy Rachmat, diharapkan menjadi penopang utama pembangunan perekonomian daerah yang sangat menyentuh sektor riil.
"Upaya menumbuhkan semangat wirausaha di kalangan masyarakat menjadi modal dasar peningkatan kemajuan perekonomian daerah," ujar Eddy Rachmat.
Ia mengakui peran koperasi usaha kecil menengah dalam mengairahkan perekonomian daerah dalam beberapa tahun belakangan ini telah menjadi trend positif memacu pembangunan ekonomi daerah.
Berdasarkan data jumlah koperasi yang berperasi di Kabupaten Biak Numfor hingga akhir tahun 2014 mencapai kurang lebih 250 koperasi dengan berbagai jenis usaha diantaranya simpan pinjam, koperasi primer, koperasi karyawan, koperasi unit desa serta koperasi gereja serta koperasi pedagang pasar. Budi Suyanto