Mamuju (ANTARA Sulbar) - Harga penjualan pisang Ambon di pasaran Kota Mamuju Provinsi Sulawesi Barat mengalami kenaikan sejak sebulan terakhir karena permintaan konsumen tinggi khususnya masyarakat yang melaksanakan acara keagamaan.

Harga pisang Ambon yang dijual pedagang di pasaran Kota Mamuju, Kamis, mengalami kenaikan dari sebelumnya Rp 8.000 per sisir, naik menjadi Rp 20.000 per sisir sejak sebulan terakhir.

Udin, salah seorang penjual pisang, mengatakan, harga pisang Ambon yang ukurannya paling besar di pasaran naik karena permintaan konsumen yang tinggi, menyusul banyaknya masyarakat yang menggelar acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan acara syukuran keagamaan lainnya sebagai tradisi.

"Pisang Ambon atau `Loka Tira` sebutan masyarakat lokal yang banyak dikembangkan petani khususnya di Kecamatan Kalukku Kabupaten Mamuju mengalami kenaikan karena permintaan tinggi," katanya.

Menurut dia, bukan hanya masyarakat di Kota Mamuju yang tingkat permintaan pisannya tinggi, namun distributor pisang di Mamuju yang mengecer pisang dari Mamuju keluar daerah seperti kepulau Kalimantan dan daerah lainnya di pulau Sulawesi juga tinggi.

"Petani banyak mengembangkan pisang karean pasarannya jelas, pedagang juga kadang kesultian membeli pisang di petani yang akan diecerkan karena petani juga terkadang kehabisan stok karena permintaan tinggi," katanya.

Ia mengakui pedagang disekelilinnya di pasar baru kadang kehabisan stok meskipun masih banyak masyarakat yang butuh membeli pisang.

Menurut Ani pedagang lainnya, bukan hanya pisang `Ambon` yang mengalami kenaikan harga ecerannya tetapi pisang lainnya juga harganya naik seperti pisang Kepok atau disebut masyarakat setempat `Loka Manurung` yang naik dari harga Rp5,000 persisir menjadi Rp10,000 persisir.

"Setiap harinya sejumlah truk mengangkut pisang dari Mamuju menuju Kalimantan menggunakan kapal feri, karena penjualan pisang menguntungkan," katanya lagi.

Kepala Kantor Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Barat Suharnati sebelumnya mengatakan, pisang telah menjadi pangan lokal yang cukup diminati masyarakat daerah ini, sehingga harga jualnya terus mengalami kenaikan.

"Pemerintah Provinsi Sulbar akan mendukung masyarakat yang terus mengembangkan tanaman pisang karena merupakan pangan lokal yang bernilai jual tinggi, dan akan menghemat komsumsi pangan masyarakat sebagai pengganti beras, untuk meningkatkan ketahanan pangan di Sulbar," katanya. Agus Setiawan

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024