Makassar (ANTARA Sulsel) - Pendidik di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan (Sulsel) dilatih menulis contoh inovasi di sekolah yang belum terpublikasikan dengan baik.

"Banyak sekali inovasi-inovasi yang dilakukan sekolah, belum terpublikasi dengan baik, karena banyaknya inovasi seperti hasil karya guru dan anak didik tidak terberitakan," kata Konsultan Komunikasi dan Penataan dan Pemerataan Guru USAID PRIORITAS Sulsel Hamzah di Makassar, Senin.

Dia mengatakan, kurangnya sumber daya dan kemauan untuk menuliskan dan mendokumentasikannya menyebabkan banyak inovasi-inovasi yang tidak terpublikasikan.

Padahal pendokumentasian praktik-praktik baik semacam itu sangat penting, lanjut dia, agar bisa ditiru dan dikembangkan lebih jauh oleh anak didik atau guru-guru di sekolah lain.

"Dengan cara demikian, kualitas pembelajaran dan manajemen sekolah merata dengan baik," kata Hamsah.

Menurut dia, semenjak mendapatkan program USAID PRIORITAS, sekolah-sekolah di Wajo banyak melakukan inovasi dan upaya-upaya positif.

Sebagai gambaran, SD Muhammadiyah Wajo banyak melakukan pergerakan untuk menggali partisipasi masyarakat sekolah lewat paguyuban kelas. Berkat partisipasi masyarakat yang banyak, infrastruktur sekolah terbangun semakin lengkap.

Dengan metode Pakem, anak-anak di sekolah itu juga telah menghasilkan banyak karya seperti rumah adat, mobil mainan dan sebagainya yang secara tematis integratif terhubung dengan mata pelajaran lainnya.

Sayangnya, kata dia, keberhasilan-keberhasilan semacam itu tidak terdokumentasikan langkah-langkah prosesnya sehingga tidak bisa ditiru oleh sekolah-sekolah lain.

"Agar segala inovasi dan kemajuan tersebut terdokumentasikan dengan baik, USAID PRIORITAS melatih para pendidik dan fasilitator di daerah-daerah binaan USAID PRIORITAS agar bisa menuliskan dengan baik praktik-praktik baik tersebut," katanya.

Pelatihan bertajuk "Penulisan Praktik yang Baik" telah diselenggarakan di beberapa tempat seperti di Kota Parepare, Kabupaten Bantaeng dan terakhir di Kabupaten Wajo. Pelatihan tersebut dihadiri oleh kepala sekolah, guru dan fasilitator daerah USAID PRIORITAS.

Mereka dilatih menuliskan langkah-langkah membuat inovasi pembelajaran maupun upaya-upaya menerapkan pengelolaan dan budaya sekolah yang baik seperti budaya baca dan budaya tulis. Peserta pelatihan rata-rata 30 sampai 40 orang. S Muryono

Pewarta : Suriani Mappong
Editor :
Copyright © ANTARA 2024