Manado (ANTARA Sulsel) - Pengamat Ekonomi Universitas Sam Ratulangi (Unsrat) Manado Dr Joubert Maramis mengatakan penurunan BI rate akan memberikan dampak psikologis pada perekonomian daerah maupun nasional.

"Dari sisi besaran penurunan BI rate 25 basis poin (bps) tidak besar namun punya dampak psikologis di perekonomian," kata Joubert, di Manado, Selasa.

Dia mengatakan suku bunga salah satu parameter moneter di Indonesia. Memang ada dua ukuran dampak penurunan suku bunga terhadap perekonomian yaitu besaran penurunan dan jangka waktunya.

Untuk jangka waktunya, apakah penurunan ini jangka panjang atau pendek. Panjang atau pendeknya waktu untuk suku bunga ini bertahan tergantung dari siklus ekonomi di masa depan.

Dia menambahkan penurunan suku bunga saat ini diharapkan bisa menambah jumlah uang beredar di masyarakat karena suku bunga kredit menurun sehingga diharapkan banyak pihak yang membutuhkan dana akan melakukan pinjaman.

Sebaiknya, kata dia, penurunan suku bunga ini dilihat sebagi peluang untuk membiayai proyek investasi dan bukan kredit konsumtif.

"Kalau yang bertambah kredit konsumtif, ini kurang efektif terhadap pertumbuhan ekonomi," jelasnya.

Dalam jangka panjang kredit konsumtif sulit mengontrol pertumbuhan ekonomi di daerah, yang signifikan adalah kredit investasi.

Bank Indonesia (BI) menurunkan besaran BI Rate menjadi 7,5 persen sejak 17 Januari 2015 dari sebelumnya sebesar 7,75 persen. Budi Suyanto

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor :
Copyright © ANTARA 2024