Ambon (ANTARA Sulsel) - Kepala Dinas Perindustrian dan Perdaganagan (Disperindag) Kota Ambon, Rudy Wattilette menyatakan faktor cuaca dan stok dari sentra prosuksi mempengaruhi harga beras.

"Kenaikan harga beras yang terjadi di Ambon sejak Januari 2015 disebabkan faktor cuaca serta pasokan dari sentra produksi di Surabaya dan Makassar," katanya, di Ambon, Selasa.

Menurut dia, pasokan beras ke kota Ambon didatangkan dari Surabaya dan Makassar, tetapi cuaca hujan yang melanda daerah tersebut mengakibatkan stok berkurang dan harga mengalami peningkatan.

Kenaikan harga beras di Ambon, lanjutnya, terjadi sejak pemerintah menaikan harga Bahan Bakar Minyak. Setelah BBM turun harga beras tetap bertahan.

"Hal ini diikuti dengan cuaca hujan disertai banjir yang terjadi di pulau Jawa sejak awal tahun mengakibatkan pasokan berkurang," katanya.

Rudy mengatakan, pihaknya telah melakukan pertemuan dengan seluruh distributor di Ambon untuk mengetahui penyebab kenaikan harga.

Para distributor, kata Rudy mengakui harga beras bisa mengalami kenaikan dua hingga tiga kali dalam satu hari.

"Pesanan beras siap dikirimkan ke Ambon tetapi disesuikan harga yang berlaku hari itu, jadi bisa saja jika distributor memesan dalam satu hari dua kali, maka harga juga akan mengalami perubahan," tandasnya.

Ia mengakui, Pemkot akan melakukan intervensi jika harga beras belum mengalami penurunan yakni menyampaikan surat kepada Perum Bulog untuk melakukan operasi pasar.

"Kami akan menempuh langkah menyurati Bulog untuk segera melakukan operasi pasar untuk menstabilkan harga beras," ujarnya.

Ditambahkannya, kenaikan harga beras di Ambon bervariasi seperti merek tawon Rp11.000 per kg meningkat Rp14.000 - Rp15.000, beras merek AAA Rp10.000 - Rp14.000, sedangkan bulir mas Rp10.000 - Rp12.000.

"Harga beras mengalami kenaikan dari Rp2.000 hingga Rp5.000, kami berharap dalam waktu dekat dapat dikendalikan tergantung stok di sentra produksi," kata Rudy Watilette. John N.S

Pewarta : Penina Mayaut
Editor :
Copyright © ANTARA 2024