Gorontalo (ANTARA Sulsel) - Sejumlah warga minta agar Pemerintah Kota (Pemkot) Gorontalo untuk melaksanakan operasi pasar, menyusul harga beras terus mengalami kenaikan di pasaran lokal daerah tersebut.

Rini Latif salah seorang ibu rumah tangga saat ditemui di salah satu pasar tradisional Kota Gorontalo, Selasa, mengatakan terpaksa menunda untuk membeli beras, sebab harganya sudah mengalami kenaikkan jika dibandingkan dengan beberapa hari lalu.

Dia menjelaskan para pedagang menjual beras untuk semua jenis seperti Ciheran membramo, IR 64, Yenti, dan Cemelati, dengan harga rata-rata Rp460 ribu hingga Rp475 ribu per koli.

Biasanya harga untuk berbagai jenis beras tersebut hanya dipatok Rp385 ribu hingga Rp420 ribu per koli, namun sejak beberapa hari terakhir ini mengalami kenaikkan sangat signifikan.

"Pemerintah Kota Gorontalo harus segera melaksanakan operasi pasar, jangan sampai mahalnya harga beras tersebut karena ada permainan dari spekulan," kata Rini.

Djoni Rauf salah seorang pedagang beras mengakui memang harga beras saat ini mengalami kenaikan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan harga sebelumnya.

Dia menjelaskan pedagang kecil terpaksa menaikkan harga beras dengan mengambil keuntungan sedikit, sebab harga yang diperoleh dari pengusaha beras sangat mahal begitu pula dari tingkat petani.

"Kami terpaksa menaikkan harga beras sebab tidak ingin mengalami kerugian, karena harga yang diperoleh ditingkat pengusaha beras dan petani mengalami kenaikan juga," kata Djoni.

Dia menjelaskan saat ini memang sebagian kecil ada wilayah di Provinsi Gorontalo sudah mulai panen, namun petani hanya menjual beras dalam jumlah yang banyak, sehingga yang diuntungkan adalah pengusaha beas yang punya modal.

"Kami sangat setuju adanya keinginan konsumen agar pemerintah melaksanakan operasi pasar, sebab tentunya harga akan normal," kata Djoni. Farochah

Pewarta : M.F. Said
Editor :
Copyright © ANTARA 2024