Makassar (ANTARA Sulsel) - Kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) memicu kenaikan Inflasi sebesar 0,50 persen, dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari Februari sebesar 116,37 naik menjadi 116,95 pada Maret 2015.

"Kenaikan inflasi tersebut di picu atas kenaikan BBM selama dua kali pada tahun ini," kata Kepala BPS Sulsel Nursam Salam di Makassar, Rabu.

Menurutnya tingkat inflasi 2015 dan tingkat inflasi dari tahun ke tahun pada Maret 2015 terhadap Maret 2014 masing-masing 0,05 persen dan 7,13 persen.

Sementara untuk kelompok komuditas yang memberian andil atau sumbangan inflasi pada Maret 2015  yakni kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau 0,1219 persen.

Selain itu pada kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar sebesar 0,1846 persen, sedangkan kelompok komoditas terendah adalah Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga sebesar 0,0054 persen.

Kemudian kelompok sandang 0,0178 persen dan kelompok kesehatan 0,0313 persen. Selanjutnya kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan 0,1825 persen .

"Sedangkan kelompok yang memberikan andil defkasi pada kelompok bahan makanan sebesar -0,0434 persen," sebutnya.

Komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Maret 2015 kata dia, yakni Beras, Bensin, Bahan Bakar Rumah Tangga, Mobil, Tukang bukan Mandor, Ikan Bandeng, Bawang Merah, Kayu Balokan, Sop, Minyak Goreng, Cumi-cumi, Daging Sapi, Pemeliharaan dan Baju kaos berkerah.

Sedangkan komoditas yang mengalami Penurunan Harga yakni, Daging Ayam Ras, Cabe Rawit, Angkutan Dalam Kota, Telur Ayam Ras, Sayur dan buah Tomat, Emas Perhiasan, kacang panjang dan udang basah.

Nursam Salam mengatakan, Inflasi yang terjadi Maret tinggi dibanding tahun 2012 sebesar 0,34 persen, 2013 sebesar 0,26 persen, dan 2014 sebesar 0,02 persen, sementara pada 2011 mengalami deflasi sebesar -0,33 persen.

Laju inflasi dari tahun ke tahun, pada maret 2015 sebesar 7,13 persen, ujarnya, lebih tinggi jika dibandingkan dengan periode 2011 sebesar 6,32 persen, sedangkan 2012 sebesar 4,06 persen, 2013 sebesar 4,61 persen dan 2014 sebesar 5,88 persen.

Perbandingan IHK antar kota yang ada di Sulawesi Selatan berjumlah 11 kota, lanjutnya, ada delapan kota mengalami Inflasi sedangkan 3 kota lainnya mengalami deflasi.

"Sedangkan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Bone sebesar 0,83 persen dengan IHK 116,02, sedangkan terendah pada Kabupaten Bulukumba hanya sebesar 0,20 persen dengan IHK 124,49 persen," jelasnya. Agus Setiawan

Pewarta : A Lukman Nur Hakim
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024