Makassar (ANTARA Sulsel) - PT. Mars Symbioscience Indonesia menanam struktur laba-laba untuk merehabilitasi terumbu karang pada kawasan seluas 700 meter persegi di wilayah Daerah Perlindungan Laut (DPL) di perairan Pulau Badi, Kabupaten Pangkajene Kepulauan, Sulsel.

"Sejak tahun 2007 kami telah fokus mencari cara yang paling baik untuk merehabilitasi terumbu karang agar rehabilitasi dapat dilakukan dalam skala besar, dan akhirnya kami menciptakan sistem struktur laba-laba yang memungkinkan hal tersebut dilakukan," kata Direktur Program "Marine Sustainability" Mars Symbioscience Indonesia Noel Janetski yang memimpin langsung penanaman struktur laba-laba tersebut di Pulau Badi, Sabtu.

Pada awalnya, kata Noel, pihaknya menggunakan sistem Biorock untuk rehabilitasi terumbu karang, namun metode ini membutuhkan biaya yang besar sehingga sulit dilakukan dalam skala besar. Melalu serangkaian penelitian dan uji coba, akhirnya PT Mars menemukan sistem dengan membuat struktur laba-laba yang lebih memungkinkan untuk dilaksanakan pada areal yang luas.

"Struktur laba-laba ini terbuat dari besi cor tujuh milimeter yang dilapisi dengan obat anti karat, resin, kemudian dilapisi dengan pasir. Besi cor dilas berbentuknya heksagonal, menyerupai laba-laba dengan enam kaki. Tingginya 40 cm, namun dapat dibuat lebih rendah, jika arus laut lebih kuat," papar Noel.

Pada struktur tersebut, lanjutnya, dilekatkan 18 pecahan terumbu karang yang dalam waktu satu tahun akan tumbuh menutupi keseluruhan struktur tersebut. Struktur laba-laba ini akan diikat dan disusun sedemikian rupa di dasar laut, kemudian diikatkan ke patok untuk memastikan struktur tersebut tidak terbawa arus laut.

"Besinya nanti pasti akan hancur, kami sudah lima tahun mencoba ini, tidak ada masalah. Jika dalam 20 tahun besinya hancur, tidak akan ada masalah karena pada bagian bawah rangka juga ditumbuhi terumbu karang dan nantinya rangka ini tidak akan terlihat lagi," jelasnya.

Biaya keseluruhan pembuatan struktur hingga penanaman, menurut Noel, membutuhkan biaya sekira Rp200 ribu per struktur laba-laba dengan luasan satu meter persegi per struktur.

Rehabilitasi dengan struktur laba-laba ini telah dilakukan Mars sejak Maret 2013, dan sejauh ini telah menanam lebih dari 6000 struktur. Sementara untuk tahun 2015, kata Noel, pihaknya menargetkan penanaman 4000 struktur laba-laba.

"Tahun ini, hingga bulan April ini kami telah menanam 1100 struktur laba-laba," tambahnya.

Noel berharap upaya rehabilitasi terumbu karang ini dapat memberikan harapan masa depan yang lebih baik bagi masyarakat di Pulau Badi.

"Kalau tidak ada terumbu karang, maka tidak ada ikan, tidak ada yang bisa hidup di pulau. Jadi kami fokus menciptakan sistem yang dapat memberikan masa depan bagi masyarakat di pulau ini," ujarnya.

Upaya rehabilitasi terumbu karang yang dilakukan PT Mars ini diapresiasi oleh warga Pulau Badi. Salah seorang warga Pulau Badi Hafid mengatakan bahwa sebelum rehabilitasi dilakukan, dirinya kesulitan untuk mencari ikan, namun setelah rehabilitasi, kini lebih mudah mencari ikan.

"Dulu kami harus ke kampung orang untuk mencari ikan, tapi sekarang sudah ada ikan yang dapat ditangkap di dekat pulau, malah orang pulau lain yang mulai datang ke sini cari ikan," kata dia. Agus Setiawan

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024