Makassar (ANTARA Sulsel) - Nilai Tukar Petani (NTP) Sulsel pada April 2015 mencapai 103,58 persen atau tertinggi kedua di tingkat nasional setelah Bangka Belitung dengan NTP 104,70 persen.

"Nilai NTP Sulsel ini naik satu pringkat dari posisi Maret yang menduduki posisi ke-3 nasional," kata Kepala Bidang Statistik Ditribusi Badan Pusat Statistik (BPS) Sulsel Akmal di Makassar, Senin.

Menurut dia, apabila NTP periode April 2015 dibandingkan dengan NTP periode Maret 2015 yang mencapai 104,53 perse, maka posisi NTP Sulsel periode terakhir mengalami penurunan sekitar -0,91 persen.

Dia mengatakan, NTP yang diperoleh petani itu merupakan perbandingan indeks harga yang diterima petani terhadap indeks harga yang dibayarkan petani.

"Dalam hal ini, salah satu indikator untuk melihat tingkat kemampuan daya beli petani di pedesaan," katanya.

Sementara menyinggung kondisi April 2015 yang sudah masuk masa panen bagi petani di Sulsel, dia mengatakan, produksi yang berlimpah tidak menjadi jaminan NTP turut naik.

Alasannya, fenomena di lapangan pada musim panen biasanya harga produksi mengalami penurunan, sehingga tidak akan meningkatkan daya beli petani terhadap barang-barang kebutuhan konsumsi ataupun yang lainnya yang masih bertahan tinggi.

Hal itu diakui salah seorang petani di Kecamatan lau, Kabupaten Maros Daeng Kappa.

"Pada musim panen, gabah dan beras cukup berlimpah namun selalu saja terjadi harga pasaran tidak menggembirakan, sementara harga kebutuhan rumah tangga tetap tinggi," katanya.

Kondisi seperti itu dan kerap berulang setiap masa panen, lanjut dia, harus disikapi oleh pemerintah agar petani tidak terpuruk, karena biaya produksi tinggi sementara hasil produksinya dibeli murah.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024