Makassar (ANTARA Sulsel) - Museum Monumen Mandala yang berisi relief dan diaroma mengenai sejarah perjuangan pembebasan Irian Barat tampak sepi pengunjung bahkan pada akhir pekan.

"Hari ini (Sabtu) baru satu pengunjung, biasanya memang sepi, bahkan pada bulan-bulan tertentu seperti pada musim hujan, kadang-kadang tidak ada pengunjung sama sekali," kata penjaga Museum Monumen Mandala, Khaeruddin di Makassar, Sabtu.

Menurut Khaeruddin, museum yang diresmikan pada 19 Desember 1995 oleh Presiden Soeharto ini hanya ramai ketika ada kunjungan rombongan anak sekolah pada masa liburan akhir semester.

Satu-satunya pengunjung yang ditemui di Museum Monumen Mandala Ayurisma menilai kondisi museum kurang kondusif bagi pengunjung.

"Tidak ada penjaga di dalam museum, bagian dalam museum juga terasa menyeramkan karena gelap," ujarnya.

Selain itu, ia melanjutkan, beberapa bagian plafon sudah rusak dan salah satu relief sudah hancur.

Menurut Ayurisma, kondisi seperti inilah yang membuat museum menjadi tidak menarik untuk dikunjungi.

"Sangat disayangkan, padahal melalui museum ini kita bisa mengetahui sejarah kita dengan cara yang berbeda, apalagi museum ini terletak di tengah kota dan berada di dalam monumen yang menjadi salah satu ikon Kota Makassar," ujarnya.

Ayurisma juga menyebutkan bahwa untuk memasuki museum ini, ia membayar retribusi Rp5.000 tetapi pihak pengelola tidak memberikan tiket tanda masuk.

"Menurut penjaga, orang yang memegang tiket tidak ada di tempat," katanya.

Pewarta : Nurhaya J Panga
Editor :
Copyright © ANTARA 2024