Makassar (ANTARA Sulsel) - Bakal Calon Bupati Kabupaten Soppeng, Lutfi Halide dinilai berpotensi menjadi kandidat kuat di Kabupaten Soppeng dalam Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Serentak pada 9 Desember 2015.

"Berdasarkan hasil survei terakhir di Soppeng ada tiga nama yang menguat dari sisi popularitas yakni Andi Kaswadi Razak, Andi Zulkarnaen Soetomo dan Lutfi Halide," kata Direktur Indeks Politica Indonesia (IPI), Suwadi Idris Amir di Makassar, Rabu.

Dalam diskusi politik di gelar Ikatan Mahasiswa Pelajar Soppeng (IMPS) bertema "Mencari Figur Berkualitas Untuk Bumi Latemmamala atau Soppeng" di Makassar, Suwardi menyebutkan figur Lutfi dalam sisi popularitas berpotensi akan meningkat.

"Dari segi popularitas, posisi tertinggi masih ditempati Andi Kaswadi Razak 98,50 persen, kedua Andi Zulkarnaen Soetomo 80 persen, menyusul Lutfi Halide atau LHD 72 persen," sebutnya.

Dari hasil survei terakhir dilakukannya mulai 10-20 Mei 2015 di Kabupaten Soppeng menunjukkan kecenderungan LHD mengalami peningkatan signifikan. Survei itu menggunakan metode multi random sampling dengan 700 responden, margin error tiga persen.

Sementara dari segi aseptabilitas atau penerimaan masyarakat, LHD unggul tipis dengan presentasi 55,80 persen dari Kaswadi Razak 54,80 persen. Sementara Andi Zulkarnaen Soetomo yang juga anak kandung Bupati Soppeng saat ini, presentasinya 60 persen.

Untuk elektabiltas, Kaswadi masih unggul dengan presentasi 33,20 persen disusul LHD 27,5 persen dan Andi Zulkarnaen Soetomo 11,74 persen. Dari analisis kekuatan, LHD mengalami kecenderungan kenaikan. Dimana pada hasil survei kami Februari lalu, elektabilitas LHD masih diangka 16 persen.

"Sementara Kaswadi terjadi penurunan drastis, dari 43,20 persen menjadi 33,20 persen," jelasnya.

Kandidat yang memiliki kecenderungan tinggi tentunya berpeluang besar untuk menang namun bila kandidat yang sudah dipuncak popularitas tetapi elektabilitasnya menurun maka akan sangat sulit untuk menjadi pemenang.

"Apalagi LHD memiliki peluang besar untuk menyamai Kaswadi. Dimana popularitas yang dapat mendongkrak naiknya elektabilitas," jelasnya

Ia menyebut kendati LHD saat ini sebagi birokrasi menjabat kepala Dinas Pertanian Sulsel tentunya mendapat peluang besar duduk bila berpasangan dengan anak kandung Bupati Soppeng Andi Zulkarnaen Soetomo.

"Jika LHD mengandeng Andi Zulkarnaen, maka bisa dipastikan pasangan ini memenangkan Pilkada Soppeng. Sebab, mayoritas masyarakat Soppeng akan mengikuti pilihan Bupati Soppeng, Andi Soetomo," jelasnya.

Terkait kendaraan, Suwadi yakin LHD akan mudah menggaet Partai Politik. Karena LHD merupakan figur berpengalaman dan memiki jaringan kuat serta peluang keterpilihnya sangat besar. Mengingat partai akan mencari calon yang kuat serta melihat latar belakangnya.

Sementara pengamat politik, Universitas Bosowa 45, Arief Wicaksono dalam diskusi tersebut menuturkan hasil survei masih menjadi acuan partai untuk mengusung calon di Pilkada.

"Angka-angka statistik survei menggambarkan kondisi lapangan. Salah satu partai besar yakni Golkar tidak ingin mengusung calon yang berpotensi kalah di Kabupaten Soppeng. Karena pada Pileg dan Pilkada lalu Golkar dikalahkan Gerindra," tuturnya.

Selain kecenderungan yang semakin meningkat, LHD yang juga orang terdekat Gubernur Sulsel, sekaligus Ketua Golkar Sulsel, Syahrul Yasin Limpo yang dinilai dapat mempengaruhi arah dukungan beringin yang memiliki tujuh kursi di Kabupaten bertajuk bumi Latemmamala itu.

Sedangkan kelebihan lain LHD, lanjut Arief, berlatar belakang sebagai birokrat senior yang memiliki banyak pengalaman dalam memimpin Kabupaten Soppeng selama lima tahun ke depan.

"Birokrasi kemungkinan besar memiliki peluang menang dan terpilih. Karena rata-rata masyarakat menyukai figur yang telah menujukkan prestasi dan kinerja nyata serta memiliki jaringan serta kualifikasi," jelasnya.

Sedangkan pengamat Politik Universitas Muhammadiyah Makassar, Arqam Azikin pada kesempatan itu mengemukakan popularitas Kaswadi Razak telah mencapai puncaknya dengan presentasi 90 persen, sementara elektabilitasnya semakin menurun bertanda peluang keterpilahannya semakin tipis.

Dibandingkan dengan LHD, kata dia, meski tingkat popularitas baru diangka 72 persen sedangkan elektabilitasnya terus naik bertanda potensi untuk terpilih sangat besar.

"Jarang sekali calon yang telah mencapi puncak popularitasnya bisa meningkatkan elektabilitasnya, tentu saja partai-partai besar akan melirik figur yang berpotesi menang seperti Golkar misalnya," tambah Dosen Ilmu Sosial Politik UIN Alauddin itu.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024