Makassar (ANTARA Sulsel) - Pengelola Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuang Baji menargetkan akan membangun menara berlantai delapan pada 2016 sebagai upaya meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas rumah sakit moderen.

"Rencananya bila lolos akreditasi dari versi 2012 yang dilakukan Komite Akreditasi Rumah Sakit (Kars), Persatuan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (versi) Oktober 2015, maka ditargetkan tahun depan tahap awal pembangunan menara dilaksanakan," ujar Direktur RSUD Labuang Baji dr Enrico Marentek di Makassar, Senin.

Menurut dia, salah satu cara untuk meningkatkan pelayanan kepada pasien adalah dengan membangun menara sebagai bagian dari mutu pelayanan dan perawatan pasien secara moderen.

"Harus diakui rumah sakit ini sudah sangat tua, berdiri sejak 1938 dan kini usianya sudah 77 tahun pada 12 Juni nanti. Meskipun tua kami tetap melayani dan menerima pasein sesuai dengan aturan rumah sakit tidak boleh menolak pasien," ujarnya.

Enrico menyebutkan pihaknya berencana membangun menara totalnya ada tiga unit tentunya semua diserahkan kepada pemerintah provinsi dalam hal penganggaran melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diusulkan.

"Tentunya pembangunan menara itu atas persetujuan pemerintah dalam hal penganggaran, kami hanya bisa mengusulkan saja, mengenai dananya itu merupakan urusan Pemprov Sulsel," katanya.

Saat ditanya berapa jumlah anggaran untuk pembangunan menara tersebut, kata dia, sekitar Rp100 miliar per-menara dengan total diperkirakan menelan estimasi anggaran Rp360 miliar.

Ia menambahkan, akreditasi tersebut sangat penting dalam hal kualitas pelayanan dan perawatan di rumah sakit, karena mengikuti prosedur yang berlaku di sejumlah rumah sakit ternama.

"Kami berharap lolos akreditasi dan usulan pembangunan manara segera disetujui agar pelayanan kesehatan kepada pasien akan lebih baik dari sebelumnya, makanya kami terus berbenah," tambahnya.

Sebelumnya, rumah sakit yang didirikan Zending Gereja Geroformat Surabaya, Malang dan Semarang sebagai Rumah Sakit Zending di resmikan pada 12 juli 1938 saat itu hanya mempunyai tempat tidur yang tersedia 15 unit.

Kemudian terus berkembang pada 1949-1951, dengan membangun bangunan permanen dengan kapasitas tempat tidur menjadi 120 unit.

Selanjutnya pada 1952 - 1955, Pemerintah Daerah Kotapraja Makassar menambah beberapa bangunan ruangan sehingga kapasitas tempat tidur menjadi 190 unit.

Saat ini kapasitas tempat tidur mencapai pada 2015 total 367 unit dengan rincian, kelas VVIP tiga tempat tidur, kelas utama (VIP) empat tempat tidur, kelas I, sebanyak 44 tempat tidur, kelas II sebanyak 51 tempat tidur.

Sedangkan kelas III yakni 222 tempat tidur, kemudian di ICU delapan tempat tidur, dan ruangan Hemodialisa sebanyak sembilan tenpat tidur serta ruangan CVCU sedikirnya delapan tempat tidur

Rumah sakit tertua di Makassar ini juga sudah terakreditasi tiga kali pada 16 bidang pelayanan dengan predikat lulus tingkat lengkap yang berlaku 17 Februari 2012 hingga 17 Februari 2015.

Selain itu, rumah sakit Rumkit ditetapkan sebagai SKPD untuk pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum atau BLU daerah secara penuh berdasarkan Keputusan Gubernur Sulsel nomor 2130/VIII/2012 tentang penerapan RSUD.

Selain itu, tenaga medis yang dimiliki yakni 85 orang tenaga dokter. Terdiri dari 48 orang dokter spesialis, 13 orang dokter gigi, 19 orang dokter umum dan empat orang dokter PPDS serta satu tenaga PPDGS.

Sementara untuk pegawai sebanyak 784 orang, terdiri dari 562 orang PNS, 200 orang tenaga Swakelola, 14 tenaga magang, lima tenaga part time (paruh waktu), dua orang tenaga konsultan dan satu pegawai titipan.

Untuk ruangan rumkit ini memiliki 20 Poliklinik, 15 instalasi unit hermodialisa. apotek rawat jalan, general check up dan fasilitas pendukung lainnya.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024