Makassar (ANTARA Sulsel) - Kapolres Pangkajene Kepulauan (Pangkep) AKBP Moh Hidayat SIK memimpin tim penyelam melakukan transplantasi terumbu karang di Pulau Samatellu, Pangkep, Sulawesi Selatan.

"Kegiatan transplantasi terumbu karang yang kita lakukan ini sebagai bagian dari rangkaian bulan Bhakti Bhayangkara ke-69. Dan Alhamdulillah kegiatan kita mendapat banyak dukungan," kata Kapolres Hidayat sebelum menyelam menanam terumbu karang di Pulau Samatellu, Pangkep, Kamis.

Kapolres Hidayat mengatakan, transplantasi terumbu karang sudah direncanakannya saat HUT Bhayangkara ke-69 dan mengkoordinasikan dengan semua pemangku kepentingan.

Kegiatan yang direncanakannya itu juga mendapat sambutan dari perusahaan PT Semen Tonasa yang berada di Pangkep. Perusahaan ini pun menyetujui rencana dari Hidayat yang ingin memperbaiki biota laut yang hancur karena oknum nelayan.

Transplantasi terumbu karang blok di Perairan Pulau Samatellu Desa Mattiro Walie Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara, Pangkep dilakukan 28-30 Juli 2015.

"Semoga apa yang kita lakukan ini mendapat sambutan dari masyarakat dan setidaknya transplantasi ini tidak dirusak lagi di masa mendatang karena ini untuk anak cucu kita," ujarnya.

Puluhan penyelam termasuk beberapa jurnalis yang ikut menyelam itu menyatakan penanaman terumbu karang di sejumlah titik yang sudah ditentukan untuk mengembalikan ekosistem laut yang telah rusak.

"Penanaman terumbu karang yang baru akan tetap diawasi pertumbuhannya mulai tiga bulan hingga satu tahun agar dapat bertahan dan tumbuh sebab terumbu karang butuh waktu lama untuk hidup," jelasnya.

Kendati penanaman terumbu karang sebagai salah satu solusi untuk menghidupkan kembali ekosistem laut sebagai bagian dari kehidupan ikan, namun yang perlu dicatat adalah pemeliharaan dan menjaga karang tersebut dari pengrusakan.

"Kami berharap masyarakat dan para nelayan bisa menjaga terumbu karang dan tidak merusak hanya untuk mendapatkan hasil lebih. Mudah-mudah dengan ekspedisi ini semua pihak akan peduli akan lingkungan bawah laut," tambahnya.

Sebelumnya, berdasarkan hasil pemantauan tutupan karang oleh Marine Science Diving Club Universitas Hasanuddin (MSDC Unhas) disebutkan kerusakan karang di daerah perairan dan pulau tersebut mencapai 60 persen.

Menurut Ketua MSDC Unhas Syamsu Rizal belum lama ini berdarsarkan pantauan di tiga Pulau Barang Caddi, Barang Lompo dan Samalona setiap pulau dalam pendataan pada dua stasiun dengan kedalaman berbeda ditemukan kerusakan yang cukup parah.

Untuk tutupan karang di dua stasiun Pulau Samalona dianggap masih cukup tinggi. Di stasiun satu, tutupan karang di kedalaman tiga meter diketahui 41 persen, untuk kedalaman 10 meter mencapai 44 persen.

Sementara stasiun satu Pulau Barrang Caddi, tutupan karang mencapai 49 persen di kedalaman tiga meter dan 46 persen pada kedalaman 10 meter. Pada stasiun dua tutupan karang sekitar 38 persen pada kedalaman tiga meter dan 34 persen pada kedalaman 10 meter.

Sedangkan kondisi terumbu karang terparah terjadi di Pulau Barrang Lompo. Tutupan terumbu karang hidup di stasiun ini hanya 26 persen pada kedalaman tiga meter, sementara pada kedalaman 10 meter hanya 38 persen.

"Tutupan karang di dua stasiun pada tiga pulau sama rendahnya, pada kedalaman tiga meter mencapai 46 persen dan 10 meter hanya 21 persen. Ketiga pulau tersebut terus mengalami kerusakan setiap tahunnya," sebutnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024