Makassar (ANTARA Sulsel) - Produksi PT Vale Indonesia Tbk untuk triwulan kedua 2015 naik menjadi 19.251 metrik ton atau meningkat 10 persen dibandingkan triwulan sebelumnya.

"Ini tetap sesuai rencana produksi untuk mencapai target sekitar 80.000 untuk tahun 2015," ujar CEO dan Presiden Direktur PT Vale Nico Kanter.

Direktur Perseroan Nico Kanter dalam keterangan pers pencapaian kinerja untuk triwulan kedua tahun 2015 yang belum diaudit (2T15) yang dikirim ke Makassar, Kamis.

Harga realisasi nikel di triwulan kedua 11 persen lebih rendah dibandingkan triwulan pertama.

"Kami terus memantau volatilitas harga ini dan lebih penting lagi kami senantiasa berupaya meningkatkan efisiensi dan mengurangi biaya-biaya," kata Nico Kanter.

Dia mengatakan, memang perseroan diuntungkan dengan rendahnya harga minyak sekarang namun hal ini tidak akan mengurangi tekadnya untuk terus melakukan perbaikan lebih lanjut pada semua aspek bisnis.

Selain mendapatkan keuntungan dari harga harga yang lebih murah, rendahnya biaya bahan bakar dan pelumas juga mencerminkan peningkatan efisiensi operasional yang berkelanjutan.

"Konsumsi minyak per metrik ton baik untuk HSFO dan minyak diesel relatif stabil dari triwulan sebelumnya. PT Vale bertekad untuk mempertahankan tingkat konsumsi ini," katanya.

Penurunan komponen biaya lainnya, ujar dia, termasuk biaya persediaan dan biaya karyawan juga memberikan kontribusi terhadap penurunan beban pokok pendapatan.

Upaya-upaya tersebut menyebabkan PT Vale berhasil mencatat beban pokok pendapatan kas per unit triwulanan terendah dalam lima tahun terakhir di 2T15.

"Dengan demikian perseroan berhasil mencatat laba sebesar 16,8 juta dollar AS untuk periode 2015, atau menurun 33 persen dari triwulan pertama 2015," katanya.

Selain mengendalikan biaya, untuk mengantisipasi berlanjutnya fluktuasi harga nikel yang tidak menguntungkan saat ini, PT Vale senantiasa mengelola arus kasnya dengan hati-hati.

"Kas dan setara kas perseroan pada 31 Juni 2015 dan 31 Maret 2015 masing-masing sebesar 270,1 juta dollar AS dan 328,2 juta dollar AS sementara perseroan mengeluarkan sekitar 27,7 juta dollar AS di 2T15 sebagai belanja modal," katanya.

Perseroan terus mengevaluasi rencana belanja modalnya di tengah kondisi harga nikel yang rendah. Namun evaluasi ini tidak akan mempengaruhi kepatuhan Perseroan terhadap peraturan, penurunan biaya, produksi atau kelangsungan operasi.

"Ini termasuk langkah-langkah seperti memanfaatkan daya yang tersedia dari pembangkit listrik tenaga air dan
debottlenecking pabrik pengolahan perseroan," katanya.

Oleh karena itu, ujar dia, manajemen PT Vale berkeyakinan bahwa Perseroan telah berada di jalur yang tepat untuk melaksanakan strateginya memastikan rencana pertumbuhan jangka panjang yang menguntungkan dengan meningkatkan efisiensi dan keunggulan biaya serta memaksimalkan produksi melalui keunggulan operasional.

Pewarta : Agus Setiawan
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024