Mamuju Utara, (Antara Sulsel) - Sawit kini menjadi komoditas nasional karena itu sudah selayaknya masyarakat yang memutuskan untuk bertani sawit di pedalaman dan perbatasan harus tahu aturan-aturan pertanahan dan kehutanan.

"Kini antusiasme masyarakat untuk bertani sawit semakin besar. Maka sudah selayaknyalah masyarakat yang memutuskan untuk bertani sawit harus tahu aturan-aturan pertanahan dan kehutanan," ujar Community Development Area Manager PT Astra Agro Lestari di Sulawesi Bagus Trianggoro, di Mamuju Utara, Rabu.

Bagus mengemukakan hal itu pada pelatihan pertanian PT Mamuang, PT Pasangkayu dan PT Lestari Tani Teladan dengan menggandeng Dinas Pertanahan, Dinas Kehutanan dan Dinas Pertanian Kabupaten Mamuju Utara dan Kabupaten Donggala dengan tema "Meningkatkan Produktifitas dan Kualitas Buah Kelapa Sawit".

Tujuh puluh petani mengikuti kegiatan yang diselenggarakan selama dua hari. Para petani merupakan petani mandiri dan petani program Income Generating Activity (IGA) Astra Grup dalam bidang pemberdayaan ekonomi masyarakat.

Khusus di Sulawesi, Program IGA yang diberikan kepada masyarakat berupa pemberian pinjaman bibit dan pendampingan.

"Kegiatan ini sengaja kami buat dua hari agar petani lebih intensif menerima materi dari kami," ujar Bagus Trianggoro.

Selain diberi pengetahuan mengenai cara tanam, rawat dan panen sawit yang baik agar kualitas dan kuantitas buah terjaga, para petani sawit juga diberikan informasi seputar aturan pertanahan nasional begitu pula aturan kehutanan agar dalam prakteknya kebun yang mereka operasikan legal secara hukum.

"Dengan bertani sawit saya rasa perekonomian tumbuh cepat, kehidupan saya pribadipun menjadi lebih baik," ujar petani sawit Mandiri binaan PT Lestari Tani Teladan, Syamsul.

Petani sawit yang pernah mengalami kegagalan bertani coklat inipun mengakui, pemberian informasi mengenai kehutanan dan pertanahan ini menjadi materi yang langka karena belum pernah mereka dapatkan sebelumnya.





Pewarta :
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024