Polewali Mandar, Sulbar (ANTARA Sulsel) - Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wai Tipalayo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, kini fokus mengatasi potensi kehilangan air seiring memasuki musim kemarau untuk pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat di daerah itu.

"Pemenuhan air menjadi tanggung jawab kami untuk bisa mengatasinya. Terutama, bagi para pelanggang," kata Direktur Perusahaan Daerah Air Minum Wai Tipalayo Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Fadli Anwar di Polman, Rabu.

Ia mengatakan, kehilangan air bersih hampir terjadi setiap tahun. Bahkan, tahun ini, PDAM mengalami kehilangan air hingga 18 persen.

Untuk mengatasi hal itu, pihaknya fokus agar kehilangan air tersebut tidak lagi terjadi dengan memaksimalkan sambungan-sambungan perpipaan yang ada.

Menurut Fadli, salah satu penyebab terjadinya kehilangan air bersih adalah karena adanya kebocoran pada perpipaan. Itu disebabkan karena kondisinya yang sudah tua sehingga mudah bocor.

Olehnya, agar hal itu tidak terjadi lagi, selain tetap fokus dalam pelayanan sambungan baru, PDAM juga melakukan investigasi pada sambungan yang ada.

"Kalau sudah tua dan dianggap berpotensi bocor, itu kita lakukan perbaikan. Kalau dianggap perlu bahkan diganti," jelasnya.

Fadli mengakui jika sejauh ini, PDAM Wai Tipalayo belum bisa memenuhi sambungan secara menyeluruh di setiap daerah. Sehingga, mungkin ada yang merasa tidak terlayani. Tetapi, pihaknya tidak berhenti disitu.

PDAM Wai Tipalayo terus mencari formulasi agar pelayanan yang diberikan bisa memuaskan, terutama dalam pemenuhan air bersih secara maksimal.

Sebagai salah satu upayanya, saat ini, pihaknya telah membangun kerja sama dengan PDAM Tangerang yang difasilitasi Perpamsi dalam bentuk pembelajaran dalam meningkatkan pelayanan air minum.

Dari berbagai upaya yang dilakukan, maka PDAM Wai Tipalayo menarget pada 2017 mendatang, PDAM bisa sehat dan menjadi lebih baik seperti PDAM di daerah yang sudah maju.

Salah satu gelanggang PDAM di Kecamatan Polewali Irfan mengaku cukup mengapresiasi upaya PDAM dalam hal layanan air bersih. Hanya saja, perlu ada langkah atau terobosan agar pelanggang lebih nyaman, terutama dalam hal melakukan kewajiban membayar tagihan setiap bulan melalui bank-bank.

"Kalau sekarang kan harus bayar ke PDAM. Mestinya, teknologi itu dimanfaatkan dengan menggunakan sistem jaringan," ujarnya.

Ia juga berharap, agar air yang dialirkan tidak lagi seperti dulu, dimana terkadang mengalami kekeruhan. Sehingga, air yang dialirkan tidak bisa dikonsumsi.

"Itu paling utama, karena kalau keruh itu tidak bisa dipakai," ujarnya.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024