Makassar (ANTARA Sulsel) - Sineas asal Malaysia Liew Seng Tat berbagi ilmu tentang proses pembuatan film dalam ajang bertajuk "Makassar SEA Screen Academy 2015" di Makassar, Sulawesi Selatan, 27-29 Agustus 2015.

Sutradara Liew Seng Tat di Makassar, Kamis, mengaku ikut berbangga bisa berbagi pengalaman dengan para sineas dari Makassar.

Pria yang mengenyam pendidikan di Multimedia University Malaysia ini juga mengaku senang dengan antusiasme para pembuat film di Makassar.

"Makassar memiliki banyak sineas yang punya potensi dalam pembuatan film. Saya tentu senang bisa berbagi pengalaman," katanya.

Liem Seng Tat dikenal sebagai sutradara dan produser film muda dengan komedi yang khas. Film pertamanya berjudul "Flower in the Pocket" pada 2007 mendapat berbagai penghargaan di festival film internasional termasuk di Busan, Rotterdam, Fribourg, Deauvile dan Pesaro.

Pada tahun 2008, Liem mengikuti program residensi di Festival de Cannes Director`s Residence . Ia juga berpartisipasi di Torino Film Lab 2010 dan Sundance Screenwriters Lab pada 2011 untuk film keduanya berjudul "Men Who Save the Wolrd atau Lelaki Harapan Dunia.

Selain dari Malaysia, ajang " Makassar SEA Screen Academy 2015" ini juga menghadirkan beberapa sutradara dari berbagai daerah antara lain Riri Riza, Ifa Isfansyah (Yogyakarta), Eddie Cahyono (Yogyakarta), M Aan Mansyur dan Akbar Zakaria yang merupakan sutradara asal Makassar.

Pendiri sekaligus Direktur Makasar SEA Screen Academy, Riri Riza, mengatakan pihaknya memang selalu rutin melibatkan para sineas dari Asia Tenggra dalam setiap kegiatannya. Ini juga sebagai upaya lebih mempererat hubungan antarsineas di sejumlah negara di ASEAN.

"Kita selalu rutin menghadirkan sutradara dari Asia untuk saling sharing terkait perkembangan film dan sebagainya. Untuk tahun depan juga kita kemungkinan bisa mendatangkan sutradara dari Korea atau lainnya,"katanya.

Sementara Ifa Isfansyah mengaku sejak mendengar ada kegiatan seperti ini di Makassar menyambut dengan antusias. Aplagi setelah dirinya ikut dipercaya menjadi salah satu narasumber pada kegiatan yang sudah memasuki pelaksanaan keempat tersebut.

Ia menjelaskan jika kegiatan ini memang sudah sepatutnya didukung penuh termasuk dengan ikut memberikan pengalamannya. Apalagi, kata dia, anak muda Makassar dikenal aktif dan memiliki akar budaya yang kuat sehingga bisa digali lebih dalam.

"Saya turut berbagai akhirnya kita diberikan kesempatan untuk menjadi rekan sparing kreatif, atau sesuatu yang bersifat teknis. Gerakan seperi ini bisa menjadi jaringan tidik demi titik untuk menyatukan sikap. Makassar tidak bejalan sendirian dan melalui jaringan seperti ini tentu positif bagi perkembangan perfilman kedepan,"ujarnya.

Menurut dia, dengan kegiatan ini dirinya tahu jika dinegara atau kota lain di Asia Tenggara seperti Kuala Lumpur, Manila, serta wilayah lain ternyata juga punya gerakan dan energi yang sama tentang sinema.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024