Bantaeng, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Kegiatan Kemah Budaya Regional V tahun 2015 di Sulawesi Selatan dipusatkan di Bantaeng.
Kegiatan ini dibuka Sekda Kabupaten Bantaeng Abd Wahab dalam sebuah upacara yang berlangsung di lapangan Pantai Seruni, Jumat c.
Kegiatan tersebut diikuti 6 kabupaten masing-masing Kabupaten Bulukumba, Jeneponto, Selayar, Bone, Sinjai dan tuan rumah Kabupaten Bantaeng.
Sekda Abd Wahab menyatakan, rasa terima kasihnya kepada Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar atas dipilihnya Kabupaten Bantaeng sebagai tuan rumah tempat penyelenggaraan Kemah Budaya tingkat Regional III Sulawesi Selatan tahun ini.
"Saya sangat berharap kemah budaya ini dapat membuat anak-anak untuk memahami betapa pentingnya melestarikan budaya dan bahkan mencintainya sehingga peserta perkemahan akan menjadi kader sekaligus pilar pelestari budaya di daerahnya masing-masing," katanya.
Kemah budaya ini akan berlangsung selama empat hari ke depan di lapangan Lompobattang dengan tujuan agar generasi muda mampu menggali dan melestarikan kebudayaan daerah yang merupakan jati diri dan asset kekayaan yang tak ternilai harganya.
Kegiatan ini dibuka Sekda Kabupaten Bantaeng Abd Wahab dalam sebuah upacara yang berlangsung di lapangan Pantai Seruni, Jumat c.
Kegiatan tersebut diikuti 6 kabupaten masing-masing Kabupaten Bulukumba, Jeneponto, Selayar, Bone, Sinjai dan tuan rumah Kabupaten Bantaeng.
Sekda Abd Wahab menyatakan, rasa terima kasihnya kepada Kepala Balai Pelestarian Nilai Budaya Makassar atas dipilihnya Kabupaten Bantaeng sebagai tuan rumah tempat penyelenggaraan Kemah Budaya tingkat Regional III Sulawesi Selatan tahun ini.
"Saya sangat berharap kemah budaya ini dapat membuat anak-anak untuk memahami betapa pentingnya melestarikan budaya dan bahkan mencintainya sehingga peserta perkemahan akan menjadi kader sekaligus pilar pelestari budaya di daerahnya masing-masing," katanya.
Kemah budaya ini akan berlangsung selama empat hari ke depan di lapangan Lompobattang dengan tujuan agar generasi muda mampu menggali dan melestarikan kebudayaan daerah yang merupakan jati diri dan asset kekayaan yang tak ternilai harganya.