Makassar (ANTARA Sulsel) - Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika Wilayah IV Makassar memprediksi musim kemarau tahun 2015 akan berlangsung lebih lama dari tahun 2014 sehingga rawan kebakaran.

"Berdasarkan hasil pemantauan, hampir seluruh wilayah di Indonesia termasuk Sulawesi Selatan, Makassar dan Sekitarnya prediksi kemarau tahun ini lebih lama dari tahun lalu, kemungkinan November baru ada hujan," papar Kepala Subbidang Pelayanan Jasa BMKG, Soejarwo, Kamis.

Menurut dia periode untuk transisi dari kemarau ke musim penghujan di wilayah Kota Makassar biasa terjadi pada Oktober, sedangkan pada 2015 ini diprediksi November.

Sementara puncak kemarau di kota bertajuk angin mamiri ini pada Agustus hingga September. Bahkan, pada Juli lalu, tidak ada hujan di wilayah Makassar.

"Bulan seperti ini biasanya puncak kemarau, kemungkinan masih ada beberapa bulan ke depan hujan belum turun, prediksinya awal November," ulas Soejarwo.

Selama memasuki musim kemarau di Makassar Dinas Pemadam Kebakaran sebelumnya mencatat pertengahan 2015 hingga September sebanyak 112 kasus musibah kebakaran dan diprediksi akan bertambah mengingat cuaca cukup panas sehingga potesinya ada.

Berdasarkan data Damkar Kota Makassar pada 2011 kasus kebakaran sebanyak 160 kali dengan kerugian ditaksir mencapai Rp15,8 miliar. Sedangkan 2012 sebanyak 148 kasus dengan kerugian ditaksir Rp78,3 miliar. Selanjutnya 2013 mencapai 175 kasus dengan kerugian Rp41,4 miliar.

"Catatan tertinggi 2014 capai 230 kasus, kerugian materil Rp1,4 triliun dan 2015 awal September 112 kasus, kerugian Rp 28 miliar. Bila ditotalkan kasus kebakaran selama lima tahun terakhir mencapai 825 kasus dan kerugian hingga Rp1,5 triliun," sebut Staf Bidang Operasi Disdamkar Makassar, Dian Pratiwi.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024