Makassar (ANTARA Sulsel) - Pakar ilmu sosial dan pendidikan Sulsel Prof Hamdan Juhannis, Ph.D mengatakan, masyarakat hendaknya melawan takdir dengan pendidikan dan motivasi.

"Kita hendaknya melawan takdir dengan pendidikan dan motivasi untuk keluar dari kemiskinan, kebodohan dan sakit-sakitan," kata Hamdan sebelum menjadi pembicara pada bedah buku di Seminar Nasional di Kabupaten Wajo, Sulsel, Sabtu.

Ia mengatakan, upaya keluar dari tiga kondisi yang membelit masyarakat ekonomi lemah itu, dikupas tuntas dalam bukunya yang berjudul "Melawan Takdir".

Menurut dia, "Melawan Takdir" adalah melawan sesuatu yang tidak mungkin dilakukannya pada waktu itu, disebabkan faktor agama, budaya, dan sosial.

Selain itu, Hamdan menjelaskan tentang kisah hidupnya sebagai anak Yatim yang mampu "lari" dari kenyataan hidup dan mampu menyelesaikan pendidikan sampai jenjang Doktor luar negeri dan menjadi Guru besar termuda di Indonesia.

"Bahkan jika kamu lahir dalam keadaan miskin, bukanlah sepenuhnya keselahanmu, tetapi jika kamu mati dalam keadaan miskin, maka sepenuhnya adalah kesalahanmu," katanya.

Ia mengatakan, semua yang diperolehnya hari ini, tentunya tidak lepas dari peran ibu dan ayaknya yang mampu mengajarkan bagaimana sesungguhnya pendidikan karakter itu.

Selain kedua orang tuanya, lanjut dia, sosok guru adalah sumber inspirasi yang mengajarkan segala hal, salah satunya kedispilinan, karena sesunggunya peradaban negara akan terbentuk salah satunya disebabkan kedisiplinan masyarakatnya.

Seminar yang digelar Pemkab Wajo dengan tema "Membangun Tradisi Pendidikan menuju Keunggulan Karakter", selain menampilkan sang penulis, juga penanggap buku yakni Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) Dr Majdah.

Sementara itu, Wakil Bupati Wajo Dr Andi Syahrir Kube pada seminar dan bedah buku ini dihadiri kepala sekolah dan guru se-kabupaten Wajo mengungkapkan apresiasinya atas terselenggaranya Seminar Nasional dan Bedah Buku "Melawan Takdir" karya Prof Hamdan Juhannis, yang akan mengupas tentang upaya membangun pendidikan karakter.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024