Jayapura  (ANTARA Sulsel) - Klub pencinta alam "Togrich" di Kampung Enggros, Jayapura mengeluhkan adanya sendimen di bibir Pantai Teluk Youtefa akibat pembuangan limbah masyarakat yang berasal dari pasar.

Ketua klub pencinta alam "Togrich" Kampung Enggros, Gideon Sanyi di Jayapura, Selasa mengemukakan pembuangan sampah ke laut menimbulkan pendangkalan yang cukup panjang.

"Pendangkalan yang sudah terjadi mencapai 300 meter dari bibir pantai sampai ke laut,"katanya.

Gideon mengatakan, jika saat air laut sedang surut, masyarakat kampung Enggros susah untuk pergi ke pasar dan sulit melakukan aktivitas sehari-hari dengan jalur air.

"Contohnya kemarin hari minggu (25/10-2015), ada masyarakat yang mau ibadah di kampung tetapi mereka terlambat, karena air surut dan dangkal, akhirnya mereka menunggu sampai air pasang pukul 12.00 WIT baru mereka tiba di gereja, tetapi warga sudah selesai ibadah," katanya.

Sebab, kata dia, pendangkalan itu membuat masyarakat tidak dapat melakukan perjalanan karena jika dangkal itu siang berarti masyarakat harus keluar pagi
"Sehingga apa-apa yang mereka bawa itu bisa langsung dibawa ke dermaga. Kalau sampai mereka terlambat dan air laut surut, mereka akan pikul barang sampai di ujung dermaga baru bisa ke daratan," katanya.

Ia mengatakan, akibat kejadian tersebut banyak warga yang datang ke pihaknya dan mengeluh agar pendangkalan itu segera diatasi.

"Saya sebagai Ketua CPA Tongrich memang melihat bahwa pendangkalan tersebut sangat menyulitkan dan meresahkan warga. Sehingga kami akan membuat satu keputusan agar hal tersebut bisa terselesaikan,"katanya.

Ia juga akan memberitahukan keluhan warga serta meminta beberapa dinas terkait untuk bisa berpatisipasi menyelesaikan persoalan yang terjadi pada masyarakat di Kampung Enggros dan Tobati.

"Kami minta dinas terkait dalam hal ini Badan Lingkungan Hidup (BLH Kota), dan Dinas Perhubungan, agar mereka kerukkan pendangkalan tersebut, supaya masyarakat dua kampung ini bisa lancar untuk belanja ke pasar atau bisa ke mana saja," ujarnya. 

Pewarta : Feronike Rumere
Editor :
Copyright © ANTARA 2024