Mamuju (ANTARA Sulbar) - Aliansi Peduli Petani Tapango (APPT) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) Provinsi Sulawesi Barat mengkritik Bupati Kabupaten Polman Andi Ibrahim Masdar yang dianggap bersekonkol dengan DPRD Polman dalam memuluskan proyek pembangunan pipa PDAM Polman di Kecamatan Tapango.

"Selama ini Bupati Polman diam dan kami anggap itu adalah bentuk persekonkolan dengan DPRD Polman untuk memuluskan pembangunan pipa PDAM Polman yang akan mematikan sektor pertanian padi di Kecamatan Tapango dan merugikan masyarakat," kata koordinator APPT Abdullah di Polman, Kamis.

Ia mengatakan, APPT Polman bersama petani telah menolak pembangunan pipa PDAM yang dibangun dengan mengambil sumber air dari sungai Riso Kecamatan Tapango harus dihentikan, karena dapat membuat sumber air petani akan berkurang dan lahan pertanian petani seluas 3000 hektare akan kering.

"Bahkan petani di Kecamatan Tapango sebanyak empat orang ditahan aparat kepolisian Polres Polman karena dianggap melakukan aksi anarkis ketika menolak pembangunan PDAM Polman dengan cara membakar pipa PDAM Polman," katanya.

Selain itu APPT telah menduduki DPRD Kabupaten Polman untuk mendesak agar petani yang ditangkap pihak kepolisian segera dibebaskan dan pembangunan pipa PDAM Polman di sungai Riso dihentikan.

"Namun itu semua tidak mendapatkan perhatian dari Bupati Polman sehingga kami anggap telah bersekonkol dengan DPRD Polman yang sebelumnya sudah memuluskan rencana pembangunan pipa PDAM Polman," katanya.

Menurut dia, Bupati Polman yang mengaku Tapango sebagai kampung halamannya seharusnya tidak tinggal diam melihat kondisi masyarakat di Kecamatan Tapango yang menolak PDAM Polman.

"Kami sudah menyurat beberapa kali ke Pemerintah di Polman, namun tidak digubris Bupati Polman, dan tidak ada kepeduliannya," katanya.

Oleh karena itu ia mengatakan, APPT akan terus menggalang konsolidasi sampai ketingkat nasional, menggalang dukungan dari berbagai lembaga mahasiswa dan pemuda serta seluruh elemen masyarakat lainnya untuk menolak pembangunan pipa PDAM Tapango.

Menurut dia, pemerintah di Polman selama ini tidak mendengar aspirasi masyarakat petani dan justru tetap bertahan membangun pipa PDAM dan membuat petani marah lalu membakar pipa PDAM yang akan dibangun.

"Kami akan tetap mendukung petani yang mempertahankan hidupnya dengan memanfaatkan lahan pertaniannya dengan menolak PDAM," katanya.

Pewarta : M Faisal Hanapi
Editor :
Copyright © ANTARA 2024