Makassar (ANTARA Sulsel) - Sebanyak empat unit Bus Rapid Transit (BRT) mulai melayani rute Terminal Daya - Terminal Maros dalam uji coba yang dilakukan, Jumat.
"Total ada sepuluh unit untuk rute ini, namun untuk uji coba, baru kita operasikan empat unit, nanti kita lihat bagaimana tanggapan masyarakat," kata General Manager Perum Damri Makassar Ilyas Herianto yang ditemui di sela-sela uji coba BRT di Maros, Jumat.
Dengan jumlah unit yang masih terbatas, Ilyas mengatakan, selang waktu tunggu antara satu bus dengan bus yang lain mencapai 30 menitn nantinya jika kesepuluh unit BRT tersebut beroperasi penuh, selang waktu tunggu hanya sepuluh menit.
Rute Terminal Maros - Terminal Daya termasuk dalam koridor IV, dengan lokasi halte, diantaranya Terminal Maros (hanya tangga, kiri), Masjid Raya Maros (satu halte permanen, kiri), RSUD Salewangang (dua halte "portable", kiri dan kanan), sekitar Pasar Macopa (dua halte "portable", kiri dan kanan), sekitar Pasar Batangase (dua halte portable, kiri dan kanan), sekitar Pasar Bulu-bulu (dua halte portable,kiri dan kanan).
Para penumpang dikenakan biaya Rp5 ribu, yang dapat dibayar di atas bus.
Meski masih terdapat kekurangan pada fasilitas halte "portable" yang hanya berupa tangga di beberapa titik pada rute tersebut, Ilyas mengatakan pihaknya akan segera membenahi hal tersebut.
"Akan segera kami perbaiki," ujarnya.
Ilyas mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Perhubungan (Dishub) dan Organda untuk memastikan kelancaran operasional BRT di Maros.
Sementara itu Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Kabupaten Maros Andi Manaf mengatakan pihaknya siap membantu kelancaran operasional BRT.
"Di beberapa ruas jalan kami akan menempatkan petugas untuk membantu kelancaran operasional BRT ini," kata dia.
Menanggapi hadirnya BRT di kabupaten ini, Ketua Organda Maros mengatakan sejauh ini tidak mengganggu operasional angkutan umum di wilayah ini.
"Anggota kami awalnya ada yang tidak terima tetapi kita sudah melakukan koordinasi, ada komitmen yang kita inginkan sejak awal, terutama pemasangan halte kami minta agar tidak dilakukan di kantong penumpang angkot," katanya.
Apalagi, lanjutnya, jalur ini hanya mengakomodir Terminal Daya - Terminal Maros yang rutenya cukup dekat.
"Total ada sepuluh unit untuk rute ini, namun untuk uji coba, baru kita operasikan empat unit, nanti kita lihat bagaimana tanggapan masyarakat," kata General Manager Perum Damri Makassar Ilyas Herianto yang ditemui di sela-sela uji coba BRT di Maros, Jumat.
Dengan jumlah unit yang masih terbatas, Ilyas mengatakan, selang waktu tunggu antara satu bus dengan bus yang lain mencapai 30 menitn nantinya jika kesepuluh unit BRT tersebut beroperasi penuh, selang waktu tunggu hanya sepuluh menit.
Rute Terminal Maros - Terminal Daya termasuk dalam koridor IV, dengan lokasi halte, diantaranya Terminal Maros (hanya tangga, kiri), Masjid Raya Maros (satu halte permanen, kiri), RSUD Salewangang (dua halte "portable", kiri dan kanan), sekitar Pasar Macopa (dua halte "portable", kiri dan kanan), sekitar Pasar Batangase (dua halte portable, kiri dan kanan), sekitar Pasar Bulu-bulu (dua halte portable,kiri dan kanan).
Para penumpang dikenakan biaya Rp5 ribu, yang dapat dibayar di atas bus.
Meski masih terdapat kekurangan pada fasilitas halte "portable" yang hanya berupa tangga di beberapa titik pada rute tersebut, Ilyas mengatakan pihaknya akan segera membenahi hal tersebut.
"Akan segera kami perbaiki," ujarnya.
Ilyas mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Dinas Perhubungan (Dishub) dan Organda untuk memastikan kelancaran operasional BRT di Maros.
Sementara itu Kepala Bidang Perhubungan Darat Dinas Perhubungan Kabupaten Maros Andi Manaf mengatakan pihaknya siap membantu kelancaran operasional BRT.
"Di beberapa ruas jalan kami akan menempatkan petugas untuk membantu kelancaran operasional BRT ini," kata dia.
Menanggapi hadirnya BRT di kabupaten ini, Ketua Organda Maros mengatakan sejauh ini tidak mengganggu operasional angkutan umum di wilayah ini.
"Anggota kami awalnya ada yang tidak terima tetapi kita sudah melakukan koordinasi, ada komitmen yang kita inginkan sejak awal, terutama pemasangan halte kami minta agar tidak dilakukan di kantong penumpang angkot," katanya.
Apalagi, lanjutnya, jalur ini hanya mengakomodir Terminal Daya - Terminal Maros yang rutenya cukup dekat.