Manado (ANTARA Sulsel) - Direktur Utama Intiwhiz Internasional, Moedjianto S Tjahjono mengatakan pelemahan ekonomi global saat ini, tidak mempengaruhi ekspansi hotel di kawasan Indonesia Timur (Intim).
"Intiwhiz Hospitality Management melakukan ekspansi pertama kali ke Indonesia Timur dengan membuka hotel bintang tiga Whiz Prime Megamas Manado," kata Moedjianto S Tjahjono usai peresmian Hotel Whiz Prime Megamas Manado, Rabu.
Dia mengatakan pelemahan ekonomi global yang terjadi sejak awal tahun 2015, tak mempengaruhi ekspansi ke Intim apalagi Kota Manado karena potensi yang cukup besar.
"Potensi di Provinsi Sulut yang masih cukup besar, membuat pihak management kami memilih Kota Manado untuk melakukan ekspansi bisnis tepatnya di Kawasan Megamas yang dikenal dengan wilayah 1.000 pengusaha," katanya.
General Manager Sales and Marketing Edi Syumardi mengatakan kendati terjadi pelemahan di semua sektor, namun tingkat hunian hotel di Manado cukup tinggi bahkan berada di atas rata-rata nasional.
"Hingga September 2015, rata-rata tingkat hunian hotel berbintang di Sulut hampir mencapai 60 persen, hal ini menandakan bahwa potensi tersebut ada dan menjanjikan," jelas Edi.
Edi mengatakan apalagi Sulut merupakan tujuan turis baik domestik maupun mancanegara.
"Hingga akhir tahun nanti kami menargetkan tingkat hunian hotel Whiz Prime Megamas Manado bisa mencapai 50 persen," jelasnya.
Pihaknya belum menargetkan yang muluk-muluk, tapi optimis akan mencapai target bahkan mungkin melampaui, karena akhir tahun akan ada banyak yang melakukan liburan ke Manado.
"Apalagi harga kamar yang kami tawarkan cukup murah yakni hanya Rp222 ribu untuk semua jenis kamar baik standard, superior maupun delux," jelasnya.
Manager Hotel Whiz Prime Megamas Yushi Quan mengatakan akan ada berbagai promo menarik dan pelayanan yang terbaik kepada para tamu dan masyarakat.
Whiz Prime Megamas Manado terdiri dari 152 kamar, dan merupakan hotel ke-12 di bawah naungan Intiwhiz Hispitality Management yang sebelumnya telah beroperasi di Kota Jakarta, Cikarang, Semarang, Yogyakarta, Mojokerto, Bali, Balikpapan dan Surabaya.
"Intiwhiz Hospitality Management melakukan ekspansi pertama kali ke Indonesia Timur dengan membuka hotel bintang tiga Whiz Prime Megamas Manado," kata Moedjianto S Tjahjono usai peresmian Hotel Whiz Prime Megamas Manado, Rabu.
Dia mengatakan pelemahan ekonomi global yang terjadi sejak awal tahun 2015, tak mempengaruhi ekspansi ke Intim apalagi Kota Manado karena potensi yang cukup besar.
"Potensi di Provinsi Sulut yang masih cukup besar, membuat pihak management kami memilih Kota Manado untuk melakukan ekspansi bisnis tepatnya di Kawasan Megamas yang dikenal dengan wilayah 1.000 pengusaha," katanya.
General Manager Sales and Marketing Edi Syumardi mengatakan kendati terjadi pelemahan di semua sektor, namun tingkat hunian hotel di Manado cukup tinggi bahkan berada di atas rata-rata nasional.
"Hingga September 2015, rata-rata tingkat hunian hotel berbintang di Sulut hampir mencapai 60 persen, hal ini menandakan bahwa potensi tersebut ada dan menjanjikan," jelas Edi.
Edi mengatakan apalagi Sulut merupakan tujuan turis baik domestik maupun mancanegara.
"Hingga akhir tahun nanti kami menargetkan tingkat hunian hotel Whiz Prime Megamas Manado bisa mencapai 50 persen," jelasnya.
Pihaknya belum menargetkan yang muluk-muluk, tapi optimis akan mencapai target bahkan mungkin melampaui, karena akhir tahun akan ada banyak yang melakukan liburan ke Manado.
"Apalagi harga kamar yang kami tawarkan cukup murah yakni hanya Rp222 ribu untuk semua jenis kamar baik standard, superior maupun delux," jelasnya.
Manager Hotel Whiz Prime Megamas Yushi Quan mengatakan akan ada berbagai promo menarik dan pelayanan yang terbaik kepada para tamu dan masyarakat.
Whiz Prime Megamas Manado terdiri dari 152 kamar, dan merupakan hotel ke-12 di bawah naungan Intiwhiz Hispitality Management yang sebelumnya telah beroperasi di Kota Jakarta, Cikarang, Semarang, Yogyakarta, Mojokerto, Bali, Balikpapan dan Surabaya.