Makassar (ANTARA Sulsel) - Buruh bangunan yang mengerjakan renovasi kantor DPRD Makassar melakukan aksi mogok kerja di tengah rapat Paripurna karena persediaan makanan yang diberikan kontraktornya sudah habis.

"Kami ini punya keluarga di kampung dan kami buruh di sini adalah perantau. Kami belum dibayar dan beras sama kebutuhan lainnya yang diberikan tidak cukup," ujar salah satu pekerja, Yunus yang dittemui DPRD Makassar, Selasa.

Dia mengatakan, aksi mogok kerja yang dilakukan bersama teman-temannya itu karena menganggap jika pengawas bangunan telah mengibuli mereka dan mengambil untung banyak.

Para buruh yang umumnya berasal dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) itu mengaku kelaparan karena selain gaji yang belum diberikan, uang saku serta persediaan berasnya juga sudah habis.

"Kita sudah tiga minggu bekerja tanpa diberi upah hanya dikasih 5 kg beras dan 1 slop rokok, apa itu bisa dikirim ke keluarga di kampung. Untung ada daun ubi yang kita makan. Ada juga orang kasih kita makanan selama kerja di sini," terangnya.

Aksi mogok kerja yang diketahui oleh sejumlah anggota dewan itu pun langsung diresponnya dengan memberikannya bantuan makanan sambil menunggu penjelasan dari pengawas proyeknya.

William Laurin salah satu legislator yang melihat para buruh itu mogok kerja langsung memberikan bantuannya untuk meringankan beban mereka yang kehabisan logistik.

"Semoga ada penjelasan dari pengawas bangunannya atau bosnya kenapa ini bisa terjadi. Saya hanya membantu ala kadarnya agar mereka tidak kelaparan," jelas Legislator PDIP Makassar itu.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024