Makassar (ANTARA Sulsel) - Sejumlah aktivis tergabung dalam Koalisi Parlemen Jalanan (KPJ) Kota Makassar menyesalkan tindakan refresif aparat keamanan saat aksi unjukrasa saat kedatangan Presiden Joko Widodo ke Makassar, Sulawesi Selatan.

"Kami menyesalkan tindakan aparat yang tidak melakukan cara-cara presuasif dalam menangani demostrasi, malah aksi represif dilakukan. Semua orang punya hak menyampaikan aspirasi," ujar salah satu aktivis KPJ, Andiputo Palasa di Makassar, Rabu.

Menurut dia, aksi tersebut dilakukan mahasiswa sebagai bagian dari penyampaian aspirasi, kendati melakukan unjukrasa bertepatan dengan kedatangan Presiden Jokowi sebagai simbol negara, pihaknya hanya menyesalkan tindakan pemukulan itu.

"Seharusnya kami disampaikan baik-baik dengan memberikan pengertian, namun langsung di sambut pukulan dan tendangan serta pantat senjata saat mengelar aksi," sesalnya.

Sedangkan aktivis lainnya Yudha Jaya menyatakan apa yang dilakukan aparat saat membubarkan aksi tersebut sudah keterlaluan sehingga akan berdampak buruk bagi pencitraan di masyarakat.

"Tentu penyampaian aspirasi sudah dilindungi Undang-undang semua orang berhak menyampaikan aspirasinya. Namun apakah perlakukan dengan bentuk kekerasan juga dibenarkan ketika menyampaikan aspirasi, kami rasa tidak, " tutur dia.

Sementara pihak TNI yang bertugas mengamankan situasi saat kunjungan orang nomor satu Indonesia itu menegaskan dalam aturan protap diperintahkan agar menjaga keamanan dan ketertiban ketika kepala negara melakukan kunjungan kerja.

"Sudah ada perintah agar menciptakan kondisi aman dan lancar tidak boleh ada kekacauan selama kunjungan presiden di Kabupaten Barru dan Kota Makassar," kata salah satu perwira TNI AD enggan disebut namanya kala itu sedang bertugas.

Diketahui dalam pembubaran paksa dipertigaan jalan Andi Pangeran Pettarani-Hertasning itu dua mahasiswa terpaksa harus dilarikan ke rumah sakit Faisal untuk mendapatkan perawatan medis.

Mahasiswa tersebut bernama Rahmad Ardiansyah dari kampus Universitas Indonesia Timur (UIT) mengalami sakit pada bagian ulu hati ketika mendapatkan pukulan dari aparat. Sedangkan Herdianti dari kampus Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengalami robek dibagian kepala.

Kejadian tersebut bermula saat puluhan mahasiswa tersebut akan menngelar aksi dan berencana memblokir jalan, namun dipatahkan dengan serangan beberapa Patroli bermotor dari TNI untuk membubarkan aksi mereka. Akibatnya jalan didaerah tersebut sempat terjadi kemacetan.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024