Majene, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Perguruan Tinggi Negeri Universitas Sulawesi Barat (PTN Unsulbar) kembali melatih para peternak yang ada di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) untuk mengelola limbah kotoran ternak sapi menjadi bahan bakar.

"Kegiatan ini digelar berkat kerja sama Dinas Pertanian dan Peternakan Sulbar. Setelah sebelumnya juga melatih peternak di Mamuju, kali ini kita melatih petani yang ada di Polman," kata Dekan Fakultas Perikanan dan Peternakan Unsulbar, Dr Muhammad Salmin di Majene, Selasa.

Pelatihan pengolahan limbah ternak di Polewali Mandar ini turut menghadirkan pemateri yang juga pakar limbah lulusan dari Universitas Gajah Mada (UGM) Jogjakarta.

Muhammad Salmin, menjelaskan salah satu tujuan pelatihan pengolahan limbah ternak tersebut adalah membekali para peternak tentang pemanfaatan limbah ternak yang bernilai ekonomis dan mendukung gerakan energi alternatif.

Ia menambahkan, disamping pelatihan pengolahan limbah ternak, Bimbingan Teknis Peternakan kerjasama Unsulbar dan Distanak Sulbar ini juga berisi pelatihan pembuatan pupuk organik serta pelatihan pengolahan pakan.

"Kita berharap peternak semakin memahami kegunaan kotoran ternak yang bisa menjadi energi alternatif bahan bakar, kotoran itu juga dapat diolah menjadi pupuk pengganti pupuk urea yang selama digunakan petani," kata Dr Salmin.

Para pemateri yang hadir memberi bimbingan para peternak antara lain ahli limbah Dr Minarni Gobel, Kepala Lembaga Penelitian Unsulbar Dr. Kadir Paloloang serta Dr. Syahrir serta dosen peternakan Unsulbar Sulmiyati.

Pada pelatihan tersebut juga langsung dipraktekkan bagaimana mengolah kotoran atau Tinja Sapi menjadi bahan bakar rumah tangga. Tinja sapi yang dikumpul dalam suatu wadah tertutup akan menghasilkan gas.

Dosen Peternakan Unsulbar, Taufiq Dunialam yang bertindak sebagai pendamping menjelaskan, selain dalam bentuk gas, bahan bakar lain yang dapat dihasilkan dari olah tinja sapi adalah bahan bakar padatan atau briket.

"Satu ember kotoran atau seberat 15 kg itu dapat menjadi bahan bakar memasak selama dua pekan, sedangkan untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar satu rumah tangga idelanya berasal dari lima ekor sapi," kata Taufiq didamping dosen peternakan lainnya, Marsudi.

Pengolahan kotoran sapi menjadi bahan bakar ini semakin menegaskan bahwa beternak sapi sangat bermafaat, tidak ada dari sapi yang terbuang, semua bisa dimanfaatkan mulai dari daging, kulit hingga kotorannya.

Materi lain yang menarik perhatian dari 70 orang peserta terdiri atas peternak dan petugas penyuluh lapangan peternakan adalah materi pengolahan limbah menjadi pupuk organik (bokhasi), materi ini berisi bagaimana mengolah limbah pertanian dan kotoran ternak menjadi pupuk organik sebagai pengganti pupuk urea.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024