Makassar (ANTARA Sulsel) - Badan Promosi Pariwisata Makassar (BP2M) menggagas program Halal Tourism atau program halal untuk pariwisata diketahui dan saat ini mulai berkembang di sejumlah negara di dunia.
"Kita mencoba mengagas sertifikasi halal di sejumlah objek dan destinasi pariwisata wilayah Kota Makassas sebagai bagian membuka pasar wisata baru di daerah," kata Direktur Eksekutif BP2M Andi Ilhamsyah Mattalata di Makassar, Sabtu.
Menurut dia beberapa negara berkembang di Asia seperti di China mulai menerapkan program halal tourism itu. Bukan karena persoalan diskriminatif, melainkan ini sebuah jaminan untuk menarik kunjungan ke Makassar dan Sulawesi Selatan.
"Ada beberapa cara akan diadopsi dari negara-negara Asia yang memberlakukan lebel halal di setiap destinasi wisatanya, untuk ini bagaimana cara kita menggagas dan mewujudkan itu di kota kita," tambahnya.
Sementara akademisi Politeknik Pariwisata (Akpar) Makassar, Dr Farid Said mengatakan gagasan itu sangat baik mengingat sejumlah wisatawan juga membutuhkan jaminan higienis produk makanan dan minuman melalui sertifikasi halal.
"Kecenderungan ini bukan hanya untuk wisatawan dari negara-negara Islam saja. Tapi wisatawan dari Eropa akan lebih senang dengan label halal. Karena proses pengolahan makanan yang bersertifikasi halal jauh lebih higienis," katanya.
Dengan adanya ide tersebut pihaknya akan mengajak seluruh pelaku usaha pariwisata untuk menerbitkan sertifikasi halal produk makanan dan minuman industri jasa perhotelan sebagai langkah maju mempromosikan pariwisata.
"Tentunya akan digandeng beberapa pihak untuk mensosialisasikan gagasan ini, apalagi Makassar cukup terkenal dengan wisata kulinernya. Program tersebut diyakini akan menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah ini," ucapnya.
Sebelumnya BP2M atau dikenal dengan Makassar Tourism Board ini sedang melengkapi administrasi dan telah mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebagai langkah maju badan promosi daerah tersebut.
Pengesahan ini dilakukan bertujuan memberikan jaminan legalitas badan promosi pariwisata di Makassar bisa bekerja secara profesional dan punya aturan dalam lembaga dalam pelaksanaan sejumlah program pariwisata.
"Kita mencoba mengagas sertifikasi halal di sejumlah objek dan destinasi pariwisata wilayah Kota Makassas sebagai bagian membuka pasar wisata baru di daerah," kata Direktur Eksekutif BP2M Andi Ilhamsyah Mattalata di Makassar, Sabtu.
Menurut dia beberapa negara berkembang di Asia seperti di China mulai menerapkan program halal tourism itu. Bukan karena persoalan diskriminatif, melainkan ini sebuah jaminan untuk menarik kunjungan ke Makassar dan Sulawesi Selatan.
"Ada beberapa cara akan diadopsi dari negara-negara Asia yang memberlakukan lebel halal di setiap destinasi wisatanya, untuk ini bagaimana cara kita menggagas dan mewujudkan itu di kota kita," tambahnya.
Sementara akademisi Politeknik Pariwisata (Akpar) Makassar, Dr Farid Said mengatakan gagasan itu sangat baik mengingat sejumlah wisatawan juga membutuhkan jaminan higienis produk makanan dan minuman melalui sertifikasi halal.
"Kecenderungan ini bukan hanya untuk wisatawan dari negara-negara Islam saja. Tapi wisatawan dari Eropa akan lebih senang dengan label halal. Karena proses pengolahan makanan yang bersertifikasi halal jauh lebih higienis," katanya.
Dengan adanya ide tersebut pihaknya akan mengajak seluruh pelaku usaha pariwisata untuk menerbitkan sertifikasi halal produk makanan dan minuman industri jasa perhotelan sebagai langkah maju mempromosikan pariwisata.
"Tentunya akan digandeng beberapa pihak untuk mensosialisasikan gagasan ini, apalagi Makassar cukup terkenal dengan wisata kulinernya. Program tersebut diyakini akan menarik minat wisatawan berkunjung ke daerah ini," ucapnya.
Sebelumnya BP2M atau dikenal dengan Makassar Tourism Board ini sedang melengkapi administrasi dan telah mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) sebagai langkah maju badan promosi daerah tersebut.
Pengesahan ini dilakukan bertujuan memberikan jaminan legalitas badan promosi pariwisata di Makassar bisa bekerja secara profesional dan punya aturan dalam lembaga dalam pelaksanaan sejumlah program pariwisata.