Mamuju (ANTARA Sulbar) - Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Provinsi Sulawesi Barat menegaskan pada pemulangan eks Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar) dari Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, tak ada satu pun berasal suku Mandar yang mendiami daerah ini.

"Baru saja rombongan eks Gafatar tiba di Mamuju. Setelah ditelisik, rupanya tak ada satu pun suku Mandar, hanya saja mereka pernah mengambil surat keterangan pindah dari daerah Sulbar," kata Kepala Kesbangpol Sulbar, Rahmat Sanusi di sela acara penerimaan pemulangan Eks Gafatar di Bandara Tampapadang Mamuju, Kamis.

Menurutnya, eks Gafatar yang dipulangkan ini rata-rata warga suku Jawa dan sebagian kecil asal Sulawesi Selatan.

"Pantas saja tak satu pun keluarga mereka yang datang menjemput dalam proses penerimaan eks Gafatar ini. Puluhan eks Gafatar saat ini telah ditampung di Asrama Haji Sulbar di Mamuju," ungkapnya.

Rahmat mengatakan, dirinya akan berkoordinasi ulang dengan Kesbangpol Kutai Kartanegara, untuk memulangkan ke daerah asal mereka.

"Bukan berarti kita menolak pemulangan eks Gafatar ini. Tetapi, jika terus berlama-lama di Mamuju maka tentu akan menjadi beban. Kami sebetulnya risih dengan persoalan ini," ujar Rahmat.

Sekretaris Kesbangpol Sulbar, M Sahlil juga menyatakan, bahwa eks Gafatar ini rata-rata warga luar Sulbar.

"Setelah kita lakukan validasi data, rupanya mereka bukan asli suku Mandar. Memang benar, mereka ini pernah bekerja di Sulbar sehingga pemerintah Kutai Kartanegara menganggap mereka itu masyarakat asli Sulbar," ungkap M Sahlil.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024