Matra, Sulbar (ANTARA Sulbar) - Sungai Lariang di Kecamatan Lariang, Kabupaten Mamuju Utara (Matra), Sulawesi Barat, kembali meluap sehingga mengancam sejumlah fasilitas umum yang ada di daerah bantaran sungai sekitarnya.

"Ketika intensitas curah hujan cukup tinggi di wilayah hulu maka debit air sungai Lariang mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Bahkan, luapan air sungai terbesar di Matra ini turut mengancam makam serta fasilitas umum lainnya seperti infrastruktur jalan dan gedung sekolah," kata tokoh pemuda asal Matra, Marwan di Matra, Minggu.

Menurut dia, jarak antara bibir sungai dan gedung sekolah diperkirakan 100 meter, dan jalan penghubung desa sekira 10 meter dari bibir sungai. Parahnya, salah satu dari puluhan makam sudah ada yang terjatuh akibat tergerus sungai.

"Jika hujan terus mengguyur wilayah hulu maka diperkirakan dalam waktu yang tidak terlalu lama jalan dan gedung sekolah pun akan hanyut tergerus arus sungai," jelasnya diamini puluhan warga lainnya.

Hal senada juga disampaikan tokoh masyarakat Matra, Jalaluddin mengatakan, erosi yang terus masif di desanya dari tahun 2010 silam juga sempat mengakibatkan ratusan hektare lahan kebun hanyut. Bahkan, saat itu sempat menterlantarkan 40 kk warga setempat akibat pemukiman mereka hanyut tergerus.

"Setelah lahan dan pemukiman kami semakin tergerus, sekarang fasilitas umum dan makam keluarga pun terancam. Sayangnya, belum ada perhatian pemerintah dalam hal menangani dampak erosi yang telah berlangsung selama enam tahun terakhir di daerah ini," ujarnya.

Karena itu kata dia, pemerintah Kabupaten Matra di bawah kepemimpinan Bupati Agus Ambo Djiwa-Muhammad Saal yang kembali terpilih di Pilkada, segera mengusulkan penanggulangan bibir sungai Lariang di wilayah Desa Bambakoro.

"Kami minta jangan cuma datang diukur saja, tolonglah kami supaya bibir sungai di wilayah desa kami juga ditanggul seperti desa lainnya," pinta Jalaluddin.

Pewarta : Aco Ahmad
Editor :
Copyright © ANTARA 2024