Makassar (ANTARA Sulsel) - Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Sulawesi Selatan memilih fokus dalam berbagai perbaikan demi mengangkat provinsi ini agar masuk dalam program "10 Bali Baru" oleh pihak kementerian pariwisata.

Kepala Bagian Promosi dan Pemasaran Disbudpar Sulsel, Devo Khadafi di Makassar, Jumat, mengatakan tidak masuknya Sulsel dalam program "10 Bali Baru" justru menjadi sebuah tantangan untuk bekerja lebih keras dan bisa kembali bersaing dengan destinasi di provinsi lain.

"Saya kira tidak perlu terlalu ditanggapi negatif. Kita lebih baik fokus melakukan berbagai pembenahan baik sarana-prasarana termasuk transportasi, hotel dan lainnya, sistem strategi pemasaran, dan perbaikan sumber daya manusia (SDM) kita di setiap destinasi wisata yang ada," jelasnya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya, sebelumnya menyatakan kementeriannya akan menciptakan "10 Bali Baru" di Indonesia yakni Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Borobudur (Magelang, Jawa Tengah), Labuan Bajo (Sumbawa, NTB), Tanjung Lesung (Pandeglang, Banteng), Bromo Tengger Semeru (Probolinggo, Jatim), Wakatobi (Sulteng), Danau Toba (Sumut), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta) dan Morotai (Maluku Utara), Mandalika (NTB).

Mantan Kabag Humas Pemprov Sulsel itu menjelaskan, jika bisa dilakukan lebih awal, kata dia, tentu akan lebih baik. Pihaknya juga optimistis upaya dan kerja keras seluruh pihak di Sulsel akan membuat destinasi wisata di provinsi ini kembali menunjukkan "keistimewaannya".

Ia menjelaskan, Sulsel itu lebih istimewa karena memiliki destinasi yang lebih lengkap, di antaranya memiliki pulau, pantainya ada, daratan rendah dan tinggi juga ada sehingga jika datang ke sulsel maka semuanya bisa dinikmati.

"Saat ini kita fokus benahi, sehingga ke depan tidak seperti sekarang tidak jalan sendiri-sendiri dalam mempopulerkan destinasi yang ada. Saya yakin kita bisa lebih maju lagi ke depan," ujarnya.

Disbudpar Sulsel bersama Pemkab/Pemkot se-Sulsel sepakat melakukan sinkronisasi dalam mempromosikan berbagai destinasi wisata demi meningkatkan pendapatan daerah masing-masing.

Dengan singkronisasi program dan join promosi ini diharapkan semakin meningkatkan jumlah wisatawan ke destinasi yang ada di Sulsel.

Ketua Pengprov PBSI Sulsel itu menjelaskan, dengan adanya kesepakatan singkronisasi program pemasaran wisata, kata dia, maka diharapkan tidak ada lagi istilah disbudpar provinsi kemana dan daerah mengarah kemana.

"Beberapa hari lalu, kami sudah melaksanakan rapat koordinasi pemasaran dengan seluruh steakholder khususnya disbudpar kabupaten/kota. Dalam rapat itu pula telah disepakati untuk tidak jalan sendiri-sendiri," ujarnya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024