Kendari (ANTARA Sulsel) - Isu permainan politik uang merebak di ajang pemungutan suara ulang (PSU) pemilihan kepala daerah (Pilkada) Kabupaten Muna Provinsi Sulawesi Tenggara.

"Saya banyak mendengar kalau tim sukses dua pasangan calon bupati dan wakil bupati sejak beberapa hari terakhir, bergerilya menawarkan uang kepada para pemilih," kata Penjabat Bupati Muna Zayat Kaimuddin di Kendari, Senin.

Menurut dia, pada PSU pilkada Muna yang akan digelar Selasa, 22 Meret 2016, ada tim sukses yang menawarkan Rp1,5 juta sampai Rp2 juta untuk satu pemilih.

Permainan politik uang di PSU pilkada Muna kata dia, saat ini sudah menjadi rahasia umum.

"Sejak putusan Mahkamah Konstitusi memutuskan PSU di Muna, para tim sukses sudah menjanjikan uang sebesar Rp1,5 juta per pemilih," katanya.

Ia mengatakan pada PSU pikada Muna ada tiga pasangan calon bupati yang ikut bertarung.

Namun, salah satu pasangan calon yang memperoleh suara hanya sekitar 5.000 suara pada pilkada serentak 9 Desember 2015 kata dia, tidak lagi bergerilya mencari dukungan pemilih.

"Jadi, PSU pilkada Muna memang diikuti tiga pasangan calon, namun yang bertarung memperebutkan suara dalam PSU ini hanya dua psangan calon, yakni pasangan Rusman Emba/Malik Ditu dan pasangan LM Baharuddin/La Pili," katanya.

Sebagai pengajabat bupati Muna, Zayat meminta masyarakat pemilih yang terdaftar dalam tiga TPS yang dilakukan PSU agar datang menyalurkan hak suaranya sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan.

"Sesuai jadwal yang ditetapkan KPU, PSU dimulai pukul 07.00 wita dan ditutup pada pukul 13.00 wita," katanya. 

Pewarta : Agus
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024