Poso, Sulteng (ANTARA Sulsel) - Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, Senin, mengunjungi lokasi jatuhnya helikopter milik TNI AD di sebuah lahan perkebunan warga di Dusun Petirobajo, Kelurahan Kasiguncu, Kecamatan Poso Pesisir.

Panglima yang antara lain didampingi Kapolda Sulteng Brigjen Pol Rudy Sufahriadi yang menumpangi helikopter milik Polri, tiba di Bandara Kasiguncu Pukul 11.00 WITA dan disambut Bupati Poso, Darmin Sigilipu beserta rombongan.

Dari bandara, Panglima langsung menuju lokasi jatuhnya helikopter jenis Helly Bell 412 yang menewaskan 13 prajurit TNI termasuk Danrem 132/Tadulako Kolonel (inf) Saiful Anwar. Perjalanan ke lokasi itu hanya sekitar 15 menit.

Wartawan tidak dapat mengetahui apa yang dilakukan Panglima dan rombongan di lokasi jatuhnya pesawat karena wartawan tidak diperkenankan meliput.

Kunjungannya ke lokasi tersebut juga untuk memberikan semangat dan motivasi kepada anggota TNI/Polri dalam penumpasan kelompok sipil bersenjata di Kabupaten Poso.

"Kunjungan Panglima untuk melihat langsung lokasi kejadian. Tujuan lainnya adalah memberikan motivasi kepada prajurit TNI/Polri dalam Operasi Tinombala," ujar Kapolda Sulteng Rudy Sufahriadi yang mendampingi Panglima selama 30 menit di Poso.

Kapolda Sulteng juga menyebutkan bahwa dengan gugurnya Danrem 132/Tadulako Kolonel Saiful Anwar, maka ia akan digantikan oleh Kolonel Ilyas Arsyad yang mantan Danrem 132/Tadulako.

Kapolda dan Komandan Korem merupakan penanggung jawab Operasi Tinombala penumpasan teroris pimpinan Santoso di Poso yang melibatkan sekitar 2.500 personel Polri dan TNI.

Kepada wartawan di Palu, Senin, Panglima TNI Gatot Nurmantio mengatakan bahwa Operasi Tinombala akan berlanjut hingga tujan dan sasarannya tercapai dan tidak akan terhenti hanya karena musibah yang menimpa helikopter TNI AD dan menyebabkan 13 prajurit gugur.

Panglima juga membantah pendapat sejumlah pihak bahwa jatuhnya pesawat tersebut terkait dengan serangan pelaku teror di Poso.

"Itu tidak benar, pesawat itu jatuh karena cuaca buruk. Tapi siapa saja boleh berpendapat. Kita juga masih mencari kotak hitam pesawat, dan kotak itulah yang nantinya akan menjawab hal itu dengan tepat," kata Jenderal Gatot Nurmantio. 

Pewarta : Fauzi
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024