Makassar (ANTARA Sulsel) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Sulawesi Selatan menyetujui pemberian anggaran sebesar Rp69 miliar kepada Komite Olahraga Nasional Indonesia Sulsel untuk digunakan menghadapi Pekan Olahraga Nasional 2016.

"Awalnya kami mengajukan sekitar Rp80 miliar untuk PON 2016. Namun dalam rapat pembahasan anggaran anggota DPRD Sulsel, diputuskan yang disetujui sebanyak Rp69 miliar," kata Sekretaris Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Sulsel Addien di Makassar, Selasa.

Dari Rp69 miliar yang disetujui dalam pembahasan rapat anggaran, kata dia, sudah cair dan telah diterima KONI Sulsel sebesar Rp15 miliar.

Anggaran tersebut, menurut dia, sudah dialokasikan untuk beberapa keperluan yang mendesak seperti pembayaran biaya (ongkos transportasi) atlet per bulan yang memang sudah mengalami keterlambatan sejak Januari hingga Februari 2016.

Selain itu, kata dia, anggaran itu juga diperuntukkan untuk membiayai kegiatan organisasi KONI, kesehatan, dan beberapa program lain.

KONI Sulsel juga mengaku anggaran yang sudah cair itu untuk membeli peralatan sejumlah cabang olahraga. Apalagi saat ini sudah ada 18 cabang olahraga yang memasukkan permintaan anggaran untuk melengkapi sarana dan prasarana atlet.

"Untuk anggarannya sendiri, memang akan dicairkan secara bertahap. Artinya setelah anggaran yang pertama sudah kita gunakan akan kemudian dipertanggung-jawabkan sebagai syarat untuk pencairan anggaran berikutya,"ujarnya.

Sementara Ketua Bidang Pembinaan Prestasi KONI Sulsel, Nukhrawi Nawir, mengatakan untuk biaya peralatan berdasarkan permintaan dari pengurus cabang olah raga itu sudah mencapai Rp6 miliar.

Jumlah ini memang lebih besar dibandingkan prediksi KONI Sulsel yang hanya menyiapkan sekitar Rp7-8 miliar untuk peralatan seluruh cabang olahraga.

"Yang memasukkan permintaan anggarannya itu baru sebanyak 18 cabang olahraga. Artinya masih ada 23 cabang lagi yang belum memasukkan. Namun untuk jumlahnya justru sudah hampir mecapai besaran anggaran yang kita perkirakan untuk seluruh atlet," ujarnya.

Terkait kabar ada cabang olahraga yang dianak tirikan, dirinya mengaku bukan maksudnya seperti itu. KONI mengaku hanya memberlakukan sistem prioritas yakni apakah cabang itu masuk olahraga unggulan atau tidak.

"Tentunya anggaran yang kita berikan tidak sama antara cabang olahraga unggulan dan non unggulan. Saya kira bukan hanya kita yang melakukan sistem pembagian seperti itu," sebutnya.

Pewarta : Abd Kadir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024