Gowa, (Antara Sulsel) - Dua orang buruh sawit asal Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan meraih penghargaan Indonesian Migrant Workers Award (IMWA) 2016 yang diselenggarakan Konsulat Jendral Republik Indonesia di Kuching Sarawak Malaysia.

Kabag Humas dan Protokol Pemkab Gowa, Tenri Tahri usai menghadiri acara tersebut di Gowa, Kamis, mengatakan IMWA digelar 9 hingga 11 April lalu dihadiri sekitar 500 buruh migran dan sejumlah pimpinan perusahaan tempat para buruh bekerja di Malaysia.

"Menjelang acara pemberian penghargaan panitia dari KJRI mengundang Bupati Gowa, Adnan Purichta YL yang diwakili Wakil Bupati Gowa, H Abdul Rauf Malagani, didampingi Kadis Sosial dan Tenaga Kerja Pemkab Gowa guna mendampingi menerima penghargaan yang diraih warga asal Gowa," katanya.

Salah satu buruh yang menerima penghargaan adalah Syamsul Kamar Dadang. Dia adalag warga Gowa yang bekerja sebagai buruh migran di perkebunan kelapa sawit Woodman Group Tamar Plantation Sdn Bhd sejak 2009.

Syamsul Dadang berhak memboyong uang tunai sejumlah 7000 ringgit Malaysia dari panitia IMWA ditambah uang sebesar Rp 2,5 juta dari Kementrian Tenaga Kerja.

Syamsul berhasil meraih peringkat ketiga penghargaan IMWA 2015 untuk kategori buruh perkebunan sawit terbaik peringkat ketiga. Syamsul berasal dari Tombolo, Dusun Lassa, Kecamatan Bontolempangan, Kabupaten Gowa.

Wakil Bupati Gowa Malagani menyambut baik prestasi tersebut.

Dia berharap agar prestasi tersebut bisa menjadi teladan bagi warga Gowa yang bekerja sebagai buruh migran.

"Apresiasi IMWA yang diraih Syamsul Dadang merupakan kepercayaan yang harus dijaga, dan ini patut menjadi contoh bagi buruh lainnya selam bekerja sebagai buruh migran," katanya.

Menurut Tenri, penilaian para buruh dititikberatkan pada aspek penilaian yang dilihat berdasarkan kinerjanya selama bekerja diperusahaan, kelengkapan administrasi dan prosedur ketika pertama kali datang ke Sarawak.

Selain itu dilihat masa kerja, kemampuan akademis dasar dan pengetahuan umum mengenai keselamatan kerja dan peraturan perburuhan di Sarawak (Malaysia) dan Indonesia.

Panitia IMWA melakukan penilaian kepada para calon pemenang setelah buruh migran Indonesia itu dinominasikan oleh perusahaan tempatnya bekerja sebagai pemenang.

"Penilaian yang dilakukan bersifat independen, para anggota penilai berasal dari berbagai kalangan, antara lain pengusaha, akademisi dan pengajar, mahasiswa, tokoh masyarakat dan staf KJRI Kuching sendiri," katanya.


Pewarta :
Editor : Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2024