Takalar, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Direktur Jenderal Budidaya Kementerian Kelautan Perikanan (KKP) ) Slamet Budiakto bersama jajarannya melepaskan 300 ribu benih biota laut di dermaga Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan, Kamis.
Pelepasan atau Restoking 300 ribu benih tersebut masing masing terdiri dari 100 ribu jenis benih Rajungan (Posturus Pelagicus) kemudian benih Ikan Bandeng (Chanos canos) dan benih Udang Windu (P. Monodon) dilepas dilaut.
"Seperti keinginan ibu menteri agar sumber daya bisa pulih seperti dulu khususnya sumber daya ikan. Seperti Rajungan atau kepiting laut sudah sulit ditemukan ada tapi sedikit jumlahnya," katanya usai melepas benih.
Selain itu bukan hanya Rajungan, tapi ikan lokal lain begitupun indukan Udang Windu populasinya masih sangat sedikit dan hampir punah. Untuk itu diperlukan upaya dalam mengembalikan populasinya.
Selain itu KKP khususnya budidaya ditugaskan memproduksi benih untu disebarkan ke masyarakat sebagai bentuk direstoking agar populasinya terus terjaga.
"Kedepan kita ingin restoking ini bukan hanya dikerjakan pemerintah saja, tetapi kita ingin menyadarkan masyarakat juga melakukan restoking," harapnya.
Kendati demikian untuk menjalankan itu, kata dia, pihaknya tengah menyusun Peraturan Menteri (Permen) untuk mewajibkaan seluruh pembenih bisa melakukan restoking sendiri dari hasil pembenihannya.
"Kita ingin nantinya membuat aturan seperti Permen untuk memberikan kewajiban setiap pembenih melakukan restoking apakah dua persen atau berapa persen dari total luas produksinya untuk dilepas ke alam," papar Slamet.
Pihaknya berharap agar ini menjadi program berkesinambungan selain kepentingan alam juga menjadi kepentingan sosial agar ekosistem di laut bisa terjaga termasuk para pembibit bisa mengembalikan ikan-ikan yang hampir punah bisa kembali semula. maupun di tingkat
"Saya kira ini bentuk kepedulian kepada masyarakat dan untuk kepentingan sosial agar bisa mengembalikan lagi ikan ikan yang ada. Balai-balai kita ini diberi tugas memproduksi ikan -ikan lokal seperti seperti gabus, Nilam dan lainya yang hampir punah termasuk Rajunan untuk disebar ke alam," tambahnya.
Sementara Kepala Balai BPBAP Kabupaten Takalar yang baru Nono Hartanto mengatakan akan berupaya semaksimal mungkin untuk menciptkan inovasi baru termasuk dengan melakukan restoking terhadap jenis-jenis ikan yang dikatakan hampir punah.
"Tentunya saya akan berusaha dan berupaya melakukan sesuatu yang bersifat positif baik kepada masyarakat dan menciptakan inovasi baru. Restoking ini merupakan langkah nyata untuk selalu dilakukan agar populasi biota laut bisa terjaga,"katanya.
Pelepasan atau Restoking 300 ribu benih tersebut masing masing terdiri dari 100 ribu jenis benih Rajungan (Posturus Pelagicus) kemudian benih Ikan Bandeng (Chanos canos) dan benih Udang Windu (P. Monodon) dilepas dilaut.
"Seperti keinginan ibu menteri agar sumber daya bisa pulih seperti dulu khususnya sumber daya ikan. Seperti Rajungan atau kepiting laut sudah sulit ditemukan ada tapi sedikit jumlahnya," katanya usai melepas benih.
Selain itu bukan hanya Rajungan, tapi ikan lokal lain begitupun indukan Udang Windu populasinya masih sangat sedikit dan hampir punah. Untuk itu diperlukan upaya dalam mengembalikan populasinya.
Selain itu KKP khususnya budidaya ditugaskan memproduksi benih untu disebarkan ke masyarakat sebagai bentuk direstoking agar populasinya terus terjaga.
"Kedepan kita ingin restoking ini bukan hanya dikerjakan pemerintah saja, tetapi kita ingin menyadarkan masyarakat juga melakukan restoking," harapnya.
Kendati demikian untuk menjalankan itu, kata dia, pihaknya tengah menyusun Peraturan Menteri (Permen) untuk mewajibkaan seluruh pembenih bisa melakukan restoking sendiri dari hasil pembenihannya.
"Kita ingin nantinya membuat aturan seperti Permen untuk memberikan kewajiban setiap pembenih melakukan restoking apakah dua persen atau berapa persen dari total luas produksinya untuk dilepas ke alam," papar Slamet.
Pihaknya berharap agar ini menjadi program berkesinambungan selain kepentingan alam juga menjadi kepentingan sosial agar ekosistem di laut bisa terjaga termasuk para pembibit bisa mengembalikan ikan-ikan yang hampir punah bisa kembali semula. maupun di tingkat
"Saya kira ini bentuk kepedulian kepada masyarakat dan untuk kepentingan sosial agar bisa mengembalikan lagi ikan ikan yang ada. Balai-balai kita ini diberi tugas memproduksi ikan -ikan lokal seperti seperti gabus, Nilam dan lainya yang hampir punah termasuk Rajunan untuk disebar ke alam," tambahnya.
Sementara Kepala Balai BPBAP Kabupaten Takalar yang baru Nono Hartanto mengatakan akan berupaya semaksimal mungkin untuk menciptkan inovasi baru termasuk dengan melakukan restoking terhadap jenis-jenis ikan yang dikatakan hampir punah.
"Tentunya saya akan berusaha dan berupaya melakukan sesuatu yang bersifat positif baik kepada masyarakat dan menciptakan inovasi baru. Restoking ini merupakan langkah nyata untuk selalu dilakukan agar populasi biota laut bisa terjaga,"katanya.