Makassar (ANTARA Sulsel) - Pembeli mulai memadati toko meubel di Makassar yang menjual aneka perabotan rumah tangga, khususnya kursi tamu, kursi makan dan sofa.

"Dalam sepekan terakhir hingga saat ini, pembeli yang memesan ataupun membeli langsung barang di toko kami sudah mulai berdatangan, meskipun jumlahnya tidak sebanyak Ramadhan 2008," kata pemilik Toko Meubel Meliana, Ny. Mely di Jalan Ujung, Makassar, Senin.

Dia mengatakan, pengunjung toko yang membeli aneka jenis kursi itu rata-rata membeli produk harga Rp1 juta - Rp3 juta per set. Dalam sehari sedikitnya ada lima hingga delapan orang pembeli baik dari Makassar maupun luar kota.

Menyoal perbandingan jumlah pembeli dalam 10 hari Ramadhan dibanding periode yang sama tahun lalu, ia mengatakan, dalam sepekan Ramadhan 2008 mampu mendapatkan 25 orang pembeli dengan rata-rata pembelian Rp2 juta per paket pesanan.

"Sementara kini baru ada sekitar 11 orang pembeli dalam 10 hari terakhir dengan pembelian rata-rata Rp1,5 juta per pesanan," katanya.

Hal senada dikemukakan pengelola Toko Meubel Utama Jaya, Alex di Jalan Andalas, Makassar. Menurut dia, meskipun pembeli mulai banyak berdatangan, namun yang membeli hanya beberapa orang saja.

"Mereka lebih banyak survei harga, kalau ada harga yang cocok atau terjangkau baru membeli prabotan yang diinginkan," katanya.

Kecenderungan penurunan pembelian produk meubel itu, lanjutnya, diprediksi karena pembeli lebih berhemat dalam menggunakan uangnya untuk membelikan produk-produk meubel yang lux, terkait dengan imbas krisis moneter.

Kondisi itu dibenarkan salah seorang pembeli di Toko Meubel Meliana, Suhartini.

Dia mengatakan, biasanya setiap tahun ia membeli sedikitnya dua perabotan baru menjelang lebaran Idul Fitri, namun kini hanya satu jenis perabotan saja yakni kursi tamu. Itupun yang harganya relatif terjangkau yakni Rp1 juta untuk satu set kursi tamu.

"Kami harus pandai-pandai mengatur keuangan dalam kondisi harga barang serba mahal pasca krisis ekonomi, karena itu tradisi membeli meubel baru menjelang Ramadhan, terpaksa kami tekan jika tidak ingin keteteran," ujarnya.

(T.SDP-15/A023)

Pewarta :
Editor :
Copyright © ANTARA 2024