Makassar (ANTARA Sulsel) - Seorang Anak Buah Kapal (ABK) Kapal Latih Phinisi 360 milik Universitas Hasanuddin (Unhas) Makassar ditemukan tewas mengapung di dermaga VI Pelabuhan Rakyat (Pelra) Paotere Makassar, Senin siang.
Mayat Anak Buah Kapal (ABK) kapal Phinisi 360, Jhoni (30) ditemukan mengapung di belakang Kapal Phinisi Cahaya Berlian yang bersandar di dermaga VI Pelra Paotere dalam kondisi tubuh yang sudah membengkak dan sekujur tubuhnya lebam hitam.
Penemuan mayat pria yang berasal asal Maumere Flores ini, ditemukan pertama kali oleh para pekerja di dermaga tersebut, sekitar pukul 09.45 Wita siang.
Penemuan ini kemudian dilaporkan ke Polisi Sektor (Polsek) Pelabuhan Paotere untuk diangkat serta dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mappa Oudang Makassar untuk divisum.
Rekan korban, Maksi Mas (32), mengungkapkan jika Jhoni menghilang sejak minggu (30/8) pagi. Sebelumnya, almarhum sempat berkumpul bersama beberapa ABK lainnya pada sabtu (29/8) malam di kapal latih "Prototype" Phinisi 360, yang berlabuh di dermaga ini sejak bulan Juni 2009.
"Kami mulai mencarinya pada hari Minggu pagi. Sudah dua hari kami mencarinya dan sempat menghubungi pimpinan kami. Tapi, tiba-tiba dia tadi muncul sudah tewas mengapung," ungkapnya.
Menurutnya, Jhoni mulai dicari sejak minggu pagi di berbagai tempat yang selalu dikunjunginya dan menghubungi penanggungjawab kapal latih ini, Haris, untuk melaporkan kehilangan ini.
Penemuan mayat ini juga sempat menggegerkan warga sekitar Pelra Paotere Makassar.
Sementara penyebab tewasnya Jhoni hingga saat ini, baik rekan korban maupun pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebabnya.
"Dia (Jhoni) itu banyak dikenal orang di sini. Orangnya baik dan gaul. Selama ini dia tidak punya masalah dan tidak mungkin dia punya musuh. Dia memang orang Flores tapi dibesarkan oleh keluarga bugis di Bontang Kalimatan Timur (Kaltim)," ujarnya.
Sedangkan petugas Polsek Paotere, Iptu Firman, mengatakan saat ini penyebab kematiaannya belum bisa diketahui. "Kami temukan terapung di dermaga dan hingga saat ini kami belum mengetahui penyebabnya," jelasnya.
Hingga saat ini, pihak RS Mappa Oudang masih melakukan visum dan rencanaya jenazahnya akan dikebumikan di Makassar. "kemungkinan besar akan dikuburkan di sini, Makassar," ucap Maksi.
(T.PSO-101/D009)
Mayat Anak Buah Kapal (ABK) kapal Phinisi 360, Jhoni (30) ditemukan mengapung di belakang Kapal Phinisi Cahaya Berlian yang bersandar di dermaga VI Pelra Paotere dalam kondisi tubuh yang sudah membengkak dan sekujur tubuhnya lebam hitam.
Penemuan mayat pria yang berasal asal Maumere Flores ini, ditemukan pertama kali oleh para pekerja di dermaga tersebut, sekitar pukul 09.45 Wita siang.
Penemuan ini kemudian dilaporkan ke Polisi Sektor (Polsek) Pelabuhan Paotere untuk diangkat serta dibawa ke Rumah Sakit (RS) Bhayangkara Mappa Oudang Makassar untuk divisum.
Rekan korban, Maksi Mas (32), mengungkapkan jika Jhoni menghilang sejak minggu (30/8) pagi. Sebelumnya, almarhum sempat berkumpul bersama beberapa ABK lainnya pada sabtu (29/8) malam di kapal latih "Prototype" Phinisi 360, yang berlabuh di dermaga ini sejak bulan Juni 2009.
"Kami mulai mencarinya pada hari Minggu pagi. Sudah dua hari kami mencarinya dan sempat menghubungi pimpinan kami. Tapi, tiba-tiba dia tadi muncul sudah tewas mengapung," ungkapnya.
Menurutnya, Jhoni mulai dicari sejak minggu pagi di berbagai tempat yang selalu dikunjunginya dan menghubungi penanggungjawab kapal latih ini, Haris, untuk melaporkan kehilangan ini.
Penemuan mayat ini juga sempat menggegerkan warga sekitar Pelra Paotere Makassar.
Sementara penyebab tewasnya Jhoni hingga saat ini, baik rekan korban maupun pihak kepolisian belum bisa memastikan penyebabnya.
"Dia (Jhoni) itu banyak dikenal orang di sini. Orangnya baik dan gaul. Selama ini dia tidak punya masalah dan tidak mungkin dia punya musuh. Dia memang orang Flores tapi dibesarkan oleh keluarga bugis di Bontang Kalimatan Timur (Kaltim)," ujarnya.
Sedangkan petugas Polsek Paotere, Iptu Firman, mengatakan saat ini penyebab kematiaannya belum bisa diketahui. "Kami temukan terapung di dermaga dan hingga saat ini kami belum mengetahui penyebabnya," jelasnya.
Hingga saat ini, pihak RS Mappa Oudang masih melakukan visum dan rencanaya jenazahnya akan dikebumikan di Makassar. "kemungkinan besar akan dikuburkan di sini, Makassar," ucap Maksi.
(T.PSO-101/D009)