Makassar (ANTARA Sulsel) - Wali Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto menyatakan jika Makassar dengan visi kota dunia yang nyaman untuk semua sudah seharusnya menerapkan sistem "tap cash" dalam pembayaran di pintu tol maupun transaksi lainnya.

"Visi Kota Makassar kan kota dunia yang nyaman untuk semuanya. Jadi semua perkembangan teknologi informasi dan digital sudah harus diikuti termasuk dalam bertransaksi," ujarnya di Makassar, Kamis.

Visi Kota Makassar yakni kota dunia itu ditandai dengan menerapkannya sistem "Smart City" dan mengintegrasikannya semua sistem pelayanan pemerintah kepada masyarakat dalam satu sistem.

Beberapa program lainnya seperti "Smart Card" atau kartu pintar yang menjadi andalan pemerintah kota setempat dan diklaim akan menjadi kartu multifungsi serta berlaku seumur hidup.

"Ini adalah 'smart card' yang lebih sakti dari kartu-kartu lainnya. Kartu ini multifungsi dan berlaku seumur hidup," kata Danny Pomanto -- sapaan akrab wali kota.

Dia menjelaskan, kartu pintar yang diluncurkan adalah kartu multifungsi untuk mempermudah transaksi keuangan, layanan kesehatan dan pembayaran pajak masyarakat.

Selain itu, kartu hasil kerja sama Pemkot Makassar dan BRI ini juga bisa berfungsi sebagai kartu debit (ATM) sehingga setiap pengguna bisa melakukan tarik tunai di mesin-mesin ATM yang tersedia.

Danny menyebut "smart card" ini sebagai one card for all (satu kartu untuk semua) yang akan berlaku seumur hidup dan pendukung kartu pintar itu juga sudah dibuat demi mengintegrasikannya.

"Dengan satu kartu ini semua yang berhubungan dengan urusan masyarakat bisa terselesaikan dengan mudah. Di dalam kartu ini kita bisa menyelsaikan semua permasalahan, mulai dari kesehatan, keuangan dll," ucapnya.

Sedangkan kerjasama dengan perbankan lainnya dalam hal ini PT BNI Tbk seperti Makassar Student Smart Card (MSSC) yang juga mempunyai banyak fungsi.

Kartu ini merupakan kartu pelajar dengan berbasis "tap cash" yang sudah dirancang sebelumnya oleh Bank BNI kemudian diintegrasikan dan dikerjasamakan.

Pemimpin BNI Wilayah Makassar Slamet Djumantoro mengatakan, alat transaksi "tap cash" yang sudah diluncurkan BNI beberapa waktu lalu sudah dilakukan di Jakarta dan Pulau Bali. Meskipun belum banyak yang menggunakannya.

Ia mengaku jika "tap cash" yang telah diluncurkannya itu sudah disosialisasikan dan didemonstrasikan di Pulau Jawa dan Jakarta. Sedangkan wilayah lainnya di Indonesia baru akan dilakukan sosialisasi.

"Di Jakarta sama Jawa itu sudah kita lakukan dan sudah bisa dipakai. Tapi hanya beberapa tempat saja yang bisa dipakai untuk transaksi. Kan memang kita baru mau sosialisasi bersama BI dan bank lainnya," katanya.

Ia mengaku, alat transaksi yang digunakan sejak lama hingga saat ini seperti material logam dan uang kertas serta tinta lainnya itu didatangkan langsung dari beberapa negara seperti Australia.

Untuk material uang Rp100.000, kata dia, didatangkan langsung dari Australia karena kualitas kertas serta material lainnya itu lebih bagus. Namun, mencetak uang tunai itu disebutnya sangat besar.

"Bayangkan saja kalau uang logam yang dicetak itu materialnya lebih mahal. Mencetak uang Rp100 ribu itu sama nilainya, belum lagi biaya lain-lainnya. Pokoknya lebih mahal," jelasnya.

Sementara itu, di Makassar, Slamet mengaku jika metode alat transaksi GNNT ini baru disosialisasikan, sedangkan di wilayah lainnya seperti Pulau Jawa dan Jakarta sudah mulai dijalankan.

Menurutnya, beberapa transaksi non tunai yang disosialisasikan meliputi penggunaan uang elektronik dan pembayaran dengan kartu seperti kartu debit dan kartu kredit.

Para perbankan yang sudah siap dengan GNNT ini yakni BNI dengan "tap cash", Bank Mandiri dengan uang elektronik "e-money", BRI dengan brizzi, BCA dengan flazz. 

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024