Maros, Sulsel (ANTARA Sulsel) - Sedikit berbeda dengan kegiatan TNI Manunggal Membangun Desa (TMMD) sebelumnya, kini TMMD yang ke-96 yang dilaksanakan Kodim 1422 Maros, merambah lokasi wisata Rammang-Rammang untuk membuka akses jalan darat.

"Personil kami sebanyak satu Satuan Setingkat Kompi (SSK) atau 110 orang selama sebulan penuh berbaur dengan warga setempat untuk membuka akses darat ke lokasi wisata karst Rammang-Rammang," kata Komandan Kodim 1422 Maros, Letkol Inf Sunarto, Spd menanggapi pelaksanaan TMMD di Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulsel, Jumat.

Dia mengatakan, pekerjaan fisik membangun jalan darat sepanjang 1.500 meter itu dinilai cukup berat, karena medannya berlumpur dan harus melewati bukit karst (batu kapur) yang harus dipecahkan untuk menembus Desa Berua di wilayah Dermaga II.

Selama ini, lanjut Dandim, untuk ke lokasi wisata Rammang-Rammang dan desa wisata itu hanya menggunakan alat transportasi sungai seperti perahu Jolloro'.

Kini dengan rampungnya akses jalan ke destinasi wisata baru itu, sudah ada jalan alternatif, tanpa perlu melalui arus Sungai Pute lagi.

"Dengan adanya jalan sepanjang 1,5 kilometer tersebut, maka dapat mempermudah akses keluar masuk ke kampung dan destinasi wisata Rammang-Rammang," kata Sunarto.

Selain itu, juga mempermudah pengankutan material untuk membangun fasilitas di kawasan wisata karst Rammang-Rammang. Sementara warga yang bermukim di lokasi itu yang bekerja, sudah dapat menggunakan sepeda motor dan anak-anak sekolahpun sudah dapat melewati jalur darat.

Serta yang tak kalah pentingnya adalah mempermudah pengangkutan hasil bumi di lokasi itu untuk dijual di pasaran, sehingga roda perekonomian di kawasan gugusan pegunungan batu kapur itu lebih bergairah.

Hal itu dibenarkan salah seorang warga Kampung Berua, Kecamatan Bontoa, Kabupaten Maros, Sulsel Zainuddin.

Menurut lelaki yang sehari-harinya menghidupi keluarga dari hasil tambak ikan dan mencari ikan di Sungai Pute, dengan adanya jalan darat lebih memudahkan untuk memasarkan hasil produksinya.

"Kalau lewat perahu, terbatas muatannya, juga ada jadwal tertentu untuk pengangkutan penumpang dan barangnya," katanya memberikan perbandingan.

Sedangkan dengan jalur darat, lanjut ayah dari lima orang putra ini, dengan menggunakan sepeda motor cicilannya, bisa bolak-balik beberapa kali dalam sehari.

Wawasan Kebangsaan

Personil Kodim 1422 Maros dalam menjalankan tugasnya di lokasi wisata Rammang-Rammang, selain melakukan pekerjaan fisik, juga membangun kesadaran mental bagi warga setempat dan juga para mitranya di lapangan.

"Pengerjaan fisik membangun sarana jalan, baruga untuk berteduh atau bernaung di lokasi wisata, termasuk membangun tempat Mandi,Cuci, Kakus (MCK), tidaklah cukup tanpa pembangunan non fisik yakni kesadaran mental seperti wawasan kebangsaan dan cinta tanah air," katanya.

Dandim mengatakan, selama satgas berada di lapangan juga menyosialisasikan empat pilar kebangsaan, wawasan kebangsaan, penanggulangan HIV/AIDS dan Narkoba, serta pemeliharaan kesehatan kepada warga setempat.

Menjelang penutupan kegiatan TMMD, digelar Kemah Festival TNI Manunggal selama empat hari di kawasan karst yang diikuti oleh para siswa, pemuda dan aktivis lingkungan.

"Di sini kami diajarkan bagaimana menghadapi tantangan medan yang sulit dengan merambah pegunungan kapur, lalu mencari solusinya dengan melatih kekompakan dan solidaritas," ujar salah seorang pemuda Sukri.

Kegiatan membentuk karakter ini diperkuat dengan kegiatan lintas alam sepanjang tujuh kilometer. Semua kegiatan itu diharapkan dapat membentuk karakter pemuda untuk siap menjadi pemimpin di manapun berada.

Sedang untuk mengajak untuk peduli lingkungan dengan menjaga kebersihan, 110 personil TNI bersama para pemuda dan warga setempat melakukan karya bakti membersihkan Sungai Pute.

Melatih kekompakan, kerja sama dan saling membantu, diselingi 'game' memberikan nuansa tersendiri. Pada malam hari digelar malam seni budaya.

"Di sini ditampilkan seni budaya yang bertujuan memupuk sikap toleransi antar umat beragama. Juga hadir dari Bank Indonesia memberikan literasi keuangan," kata Dandim sembari mengimbuhkan, kegiatan itu dirangkaikan dengan peringatan Hari Kesaktian Pancasila.

Sebagai puncak kegiatan TMMD sekaligus sebagai apresiasi terhadap warga setempat, digelar lomba dayung yang diikuti 45 pasang peserta lomba.

Tingginya animo warga setempat yang umumnya adalah nelayan, sungguh diluar prediksi panitia dari pihak Kodim yang hanya memperkirakan 30 pasang peserta lomba, dengan masing-masing satu perahu dayung dua peserta.

Kegembiraan terpancar dari peserta lomba diiringi suara riuh rendah penonton yang menyaksikan di atas jembatan dan bibir sungai.

Rasa penat pupus sudah, takkala peserta menerima hadiah dan kembali berbaur dengan warga dan TNI yang melaksanakan upacara penutupan TMMD. Sungguh pemandangan yang melukiskan kemanunggalan TNI dan rakyat!.

Pewarta : Suriani Mappong
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024