Makassar (ANTARA Sulsel) - Komisi B DPRD Sulawesi Selatan melakukan peninjauan di gudang penyimpanan beras Bulog Devisi Regional (Divre) Sulawesi Selatan dan Barat guna memastikan ketersediaan pangan selama Ramadhan dan menjelang Idul Fitri 1437 Hijriah.

"Peninjauan gudang Bulog ini untuk memastikan pangan beras Sulsel apakah sudah tersedia cukup sampai Lebaran nanti, ternyata cukup stoknya sampai 24 bulan ke depan atau dua tahun," papar Ketua Komisi B DPRD Sulsel Yusran Paris disela peninjauan di jalan Perintis Kemerdekaan, Makassar, Selasa.

Komisi B diketahui membidangi Perekonomian, Perindustrian dan Perdagangan, Perbankan, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Perkebunan, Kehutanan, Pengadaan Pangan dan Logistik, Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah, Pariwisata, Pertambangan dan Energi (Eksploitasi/Produksi dan Distribusi) Pengelolaan Potensi Wilayah Laut Daerah.

Menurutnya pengecekan ini dilakukan agar kekhawatiran masyarakat selama ini akan terjawab, selain itu dapat dilihat dan dijelaskan langsung oleh kepala Bulog Divre Sulselbar disaksikan wartawan.

Selain meninjau ketersediaan pangan beras, rombongan anggota Komisi B juga mendatangi gudang penyimpanan daging, bawang merah dan bawang putih di kantor Bulog sebagai rangkaian kunjungan tersebut.

"Sudah dijelaskan bahwa harga daging dan bawang merah juga putih harganya jauh dibawah pasaran, dan sewaktu-waktu diturunkan ke pasar bahkan digelar operasi pasar bila harga-harga mengalami kenaikan," katanya.

Sementara Kepala Bulog Divre Sulselbar Abdul Muis S Ali menyebutkan untuk saat ini stok beras di Sulsel mencapai 140 ribu ton dari stok sebelumnya mencapai 200 ribu ton. 60 ribu ton sudah di distribusikan ke provinsi lain untuk membantu ketahanan pangannya.

"Ketahanan stok pangan kita bisa bertahan sampai 24 bulan atau setidaknya dua tahun. Sementara untuk daging lokal tersedia dua ton untuk persiapan penetrasi pasar jelang Lebaran bila terjadi kenaikan," sebut dia.

Untuk per satu kilo daging lokal dipasarkan Bolug Rp95 ribu jauh berbeda dari harga daging dipasaran diketahui diatas Rp100 ribu per kilogram. Sementara stok bawang merah dan putih tersedia 70 ribu kilo atau sekitar tujuh ton dipersiapkan guna menekan harga.

"Harga dipasaran bawang merah Rp48 ribu dan bawang putih Rp40 ribu sedangkan Bulog melepas harga bawang merah Rp25 ribu, bawang putih Rp30 ribu. Harga ini jauh di bawah standar serta untuk menekan harga-harga menjelang Lebaran," kata dia.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Sulsel Hadi Basalamah juga hadir dalam peninjauan itu mengatakan, pangan Sulsel sudah bisa dinikmati serta didistribusikan ke sejumlah provinsi, bahkan menjadi urutan kedua penghasil pangan beras di Indonesia setelah Provinsi Jawa Tengah.

Mengenai ketersediaan sembilan bahan pokok (Sembako) di Sulsel, kata dia menyatakan sangat stabil, mengingat pihaknya telah mengantisipasi tiga bulan sebelum masuk puasa hingga persiapan Lebaran tahun ini.

"Persiapan sudah tiga bulan sebelumnya. Kami berkoordinasi dengan pihak agen dan distribusi Sembako untuk menstabilkan harga termasuk mengelar pasar murah dan operasi pasar bila terjadi kenaikan, sehingga pemerintah pusat memberikan apresiasi kepada Pemrov Sulsel terkait stabilitas harga komuditas dalam tiga tahun terakhir ini," ucap Hadi.

Dirinya menambahkan jelang Lebaran pihaknya sudah mempersiapkan skenario mengingat persediaan terigu dengan produksi 200 ton perhari, gula pasir 500 ton, minyak kelapa 10 ton, beras 140 ribu ton, bawang merah dan bawang putih sekkitar tujuh ton dan daging lokal 20 ribu kilogram.

"Kami siap melakukan operasi pasar bila itu dibutuhkan masyarakat apalagi harga-harga mulai naik jelang Lebaran. Inilah salah satu cara pemerintah untuk menstabilkan harga dari para pemain barang komoditas pokok," tambahnya.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024