Makassar (ANTARA Sulsel) - Kementerian Kelautan dan Perikanan memprioritaskan pembangunan di 15 lokasi di pulau-pulau kecil terluar dan kawasan perbatasan Indonesia.

"Ibu Menteri (Susi Pudjiastuti) memprioritaskan pembangunan sentra bisnis kelautan dan perikanan berbasis wilayah pesisir dengan prinsip integrasi, efisiensi, dan kualitas tinggi," ujar Kepala Badan Pengembangan SDM dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMP KP) Rifky Effendi Hardijanto di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan 15 lokasi itu adalah Pulau Simeulue, Natuna, Mentawai, Nunukan, Tahuna, Morotai, Biak Numfor, Sangihe, Rote Ndao, Kisar, Saumlaki, Tual, Sarmi, Timika, dan Merauke.

Pembangunan pada pulau-pulau kecil dan terluar ini diharapkan dapat mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah pinggiran yang bertumpu pada komoditas kelautan dan perikanan dengan pasar internasional.

"Guna mencapai tujuan itu diperlukan pendampingan lapangan bagi masyarakat di masing-masing lokasi untuk mengawal pembangunan sektor kelautan dan perikanan serta mendampingi program prioritas KKP," katanya.

Untuk itu, lanjut dia, KKP melalui BPSDMP KP pada 2016 menugaskan 148 orang Penyuluh Perikanan Bantu (PPB) pendamping pulau-pulau terdepan dan wilayah perbatasan di 15 lokasi tersebut.

Upaya tersebut dilakukan guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat, khususnya di pulau-pulau terdepan dan ikut mewujudkan Nawacita yang dicanangkan Presiden Joko Widodo terutama pada poin ketiga, yakni membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan.

"Ada rasa senang dan bangga, saat bekerja keras mengawal dan mendampingi pembangunan kelautan dan perikanan dan program prioritas KKP di pulau-pulau terluar dan wilayah perbatasan. Merekalah pahlawan di bagian terdepan dari wilayah NKRI ini, yang langsung bersentuhan dengan masyarakat pelosok. Rasa lelah tak terasa saat masyarakat memperoleh manfaatnya. Niat ikhlas untuk ibadah selalu mereka genggam," jelasnya.

Wayani, salah satu penyuluh di Kabupaten Merauke mengaku bangga dan senang dapat melakukan pendampingan bagi 27 kelompok masyarakat di kabupaten yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini tersebut.

"Awalnya saya kerja serabutan, lalu jadi penyuluh dan saya sangat bangga. Kami turun ke lapangan mengunjungi masyarakat, menanyakan kendalanya, mencarikan jalan keluarnya, mengatur kelompok dalam menjalankan usaha kelautan dan perikanan. Kami juga mengawal bantuan dari KKP untuk masyarakat, dari mulai bantuan itu diterima, dipergunakan, diproduksi, hingga dipasarkan," ujarnya.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024