Manado  (ANTARA Sulsel) - Provinsi Sulawesi Utara (Sulut) akan mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) "rooftop" atau di atas bangunan, untuk mendorong penggunaan energi baru terbarukan.

"PLTS rooftop (di atas bangunan) cocok dikembangkan di wilayah pada pemukiman seperti daerah perkotaan, termasuk daerah perkantoran karena tidak membutuhkan lokasi yang luas," kata Kepala Dinas ESDM Provinsi Sulut Marly Gumalag di Manado, Jumat.

Sulawesi Utara, katanya, khususnya Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Sulut menjadi salah satu pilot project dari setidaknya 30 wilayah di Indonesia yang akan mulai mengembangakn PLTS rooftop di gedung perkantorannya.

Pengembangan PLTS Rooftop ini, katanya, murni menggunakan Anggaran Pendapatan Belanja Negara yang dialokasikan di  Direktorat Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Kementerian ESDM.

Selama ini, katanya, Kantor ESDM Sulut masih mengandalkan pasokan listrik dari PT PLN (Persero) Wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo.

Marly mengatakan program PLTS Rooftop yang bakal dikembangkan di kantor ESDM provinsi Sulut merupakan program percontohan. Karenanya saat ini sedang dilakukan studi kelayakan dan Detail Engineering Design (DED) oleh PT Surveyor Indonesia (Persero) selaku konsultan perencanya.

"Setelah proses studi kelayanan dan DED ini, pembangunannya akan dimulai tahun depan. Apabila ada dinas atau instansi lain yang ingin mengusulkan penggunaan PLTS Rooftop, maka harus diawali dengan studi kelayakan serta Detail Engineering Design oleh instansi tersebut," katanya.

Pengembangan PLTS Rooftop ini bisa menggunakan sistem off grid pakai baterai, bisa on grid (tanpa baterai) ataupun kombinasi antara off grid dan on grid, bergantung dari hasil survey yang dilakukan.

Dijelaskan Gumalag, penggunaan energi matahari menjadi salah satu upaya pemerintah dalam mengurangi penggunaan energi yang akan habis. Apalagi Indonesia, termasuk Sulawesi Utara merupakan daerah yang memiliki potensi besar sumber energi baru terbarukan yang dapat diubah menjadi sumber listrik.

Beberapa contoh energi baru terbarukan yang sudah mulai dimanfaatkan di Sulut antara lain panas bumi (geothermal), air dan matahari. Sayangnya, penggunaannya masih dalam skala terbatas, dan perlu untuk terus dikembangkan. Kelebihan penggunaan sumber energi baru terbarukan ini, yakni lebih ramah lingkungan.

Melalui pengembangan PLTS Rooftop, pemerintah bisa melakukan efisiensi energi sekaligus penghematan anggaran yang selama ini dikeluarkan untuk pembayaran rekening listrik. Saat ini kebutuhan listrik di kantor ESDM Sulut berkisar di ±40.000 VA.

 Di samping  bisa menekan biaya pembayaran listrik dengan asumsi efisiensi hingga 100 persen, bahkan jika PLTS Rooftop ini sudah berhasil terpasang dan beroperasi, dengan sistem on grid pemilik PLTS rooftop dapat mengirim kelebihan energi Kilo Watt Hour (kWh) ke sistem listrik PLN dengan dipasang kWh meter exim," tambah Kepala Seksi Pengusahaan Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Dinas ESDM Sulut Micriority Y Maki.

Pewarta : Nancy Lynda Tigauw
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024