Makassar (ANTARA Sulsel) - Sebanyak 23 ribu siswa baru tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA) sederajat akan mengikuti pendidikan bela negara di empat titik yakni Mako Lantamal VI, Makodam VII Wirabuana dan Yon Kavaleri 10/Serbu serta Yon Armed Tarik.

"Rencananya pendidikan bela negara akan dilaksanakan hari ini, namun berhubung ada kendala teknis maka dilakukan besok di tiga lokasi," kata Pelaksana tugas (Plt) Kepala Disdikbud Makassar Ismunandar, Sabtu.

Pelaksanaan pelatihan bela negara memang awalnya dijadwalkan pada Sabtu 23 Juli 2016, namun diundur karena banyaknya kegiatan termasuk agenda penerimaan piala Adipura saat tiba di Makassar.

Secara terpisah, Komandan Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Danlantamal) VI Laksamana Pertama TNI Yusup mengatakan pihaknya siap melaksanakan pendidikan bela negara bagi siswa-siswi baru masuk sekola setingkat SMP dan SMA. Bahkan dirinya memberikan apresiasi terhadap program tersebut.

Selain itu pihaknya telah menjalankan beberapa persiapan guna mensukseskan kegiatan pendidikan bela negara seperti materi bela negara, tempat latihan, sarana dan prasarana pendukung atas koordinasi dengan pihak Pemerintah Kota melalui Dinas Pendidikan setempat.

Dalam pelaksanaan pendidikan bela negara, kata Yusup, Siswa akan mengikuti materi dan pelatihan lainnya selama sehari termasuk mendapatkan pengetahuan tentang pentingnya kedisiplinan dan mencintai Negara Kesatuan Republik Indonesia.

"Materi ini meruoakan bekal awal para siswa agar mengetahui apa arti dari membela negara serta mencintai bangsa dan negaranya dan tidak melakukan hal-hal yang meremehkan bangsanya sendiri serta dapat disiplin juga menjaga martabat bangsa kita dengan tidak melakukan hal-hal berbau kriminal," harap dia.

Sementara program pendidikan bela negara dalam diskusi warung kopi terkait dengan perigatan Hari Anak Nasional mendapat kritikan dari berbagai lembaga pemerhati anak. Program tersebut dinilai belum efektif diterapkan bagi anak usia 17 tahun ke bawah.

"Bisa saja pelatihan bela negara ini berdampak negatif bagi psikologi anak-anak, siap sangka bisa saja mereka takut melihat pakaian tentara dengan baju loreng," sebut Makmur diketahui merupakan Ketua Yayasan Pabatta Ummi dalam diskusi itu.

Senada Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Sulawesi Selatan, Fadiah Machmud mengungkapkan pada mandat Undang-undang Perlindungan Anak, disebutkan salah satu poinnya anak mesti mendapat perlidungan dari tumbuh kembangnya saat menyerap pendidikan hingga diharapkan dapat tumbuh dengan baik.

Kendati adanya kritikan program tersebut, kata dia, selama pendidikan bela negara itu tidak mengarah pada pada latihan fisik yang bisa menimbulkan adanya gesekan kekerasan, sah-sah saja.

"Kalau arahnya pendidikan bela negara nantinya itu mengarah kepada tindakan latihan fisik yang terindikasi kekerasan tentu kami menolak, tetapi sepanjang hal pelaksanaannya mengajarkan kedispilinan tentu tidak menjadi masalah," harapnya.

Meski demikian pihaknya menganggap pendidikan bela negara yang akan diterapkan melalui TNI masih terlalu dini bagi siswa baru yang belum berusia genap 17 tahun. Namun dirinya mendukung program pendidikan bela negara bila pesertanya khusus dewasa diatas 17 tahun.

Dijadwalkan program pelatihan bela negara akan dibuka Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto didampingi Pangdam VII Wirabuana di Markas Yon Kavelri 10/S erbu jalan Perintis Kemerdekaaan Makassar.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024