Mamuju (ANTARA Sulbar) - Siswa Desa Kabiraan Kecamatan Ulumanda Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi Barat membutuhkan bantuan bus sekolah untuk memudahkan mendapatkan pelayanan pendidikan.
"Siswa di Desa Kabiraan saat ini kesulitan akses transportasi ke sekolah karena tidak adanya bus sekolah," kata Kepala Desa Kabiraan Kabupaten Majene, Fahruddin, di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan, pemerintah Desa Kabiraan sangat berharap ada bantuan pemerintah Provinsi Sulbar berupa bus sekolah untuk mengatasi masalah siswa yang kesulitan akses transportasi ke sekolah.
Menurut dia, saat ini pemerintah desa Kabiraan sedang mengupayakan membantu siswa dengan berinisiatif menyediakan angkutan kendaraan roda empat yang dapat digunakan mengantar ke sekolahnya.
"Karena dana desa tidak cukup menyediakan bus sekolah, maka pemerintah desa berinisiatif menggalang dana swadaya membantu siswa, ini merupakan solusi alternatif," katanya.
Ia mengatakan, hal itu menjadi pilihan karena siswa butuh bus sekolah untuk akses transportasi ke sekolah karena jarak sekolah yang jauh dari pemukiman penduduk.
"Siswa harus berjalan kaki sejauh lima kilometer ke sekolah tentu sangat membebani siswa yang hidup di zaman kemerdekaan ini, sehingga bila ada bantuan bus sekolah maka siswa pasti sangat terbantu," katanya.
Menurut dia, dengan bantuan bus sekolah maka akan mengurangi jumlah siswa yang merantau untuk bersekolah karena di kampung halamannya juga sekolah sudah terjangkau.
"Siswa di Desa Kabiraan saat ini kesulitan akses transportasi ke sekolah karena tidak adanya bus sekolah," kata Kepala Desa Kabiraan Kabupaten Majene, Fahruddin, di Mamuju, Selasa.
Ia mengatakan, pemerintah Desa Kabiraan sangat berharap ada bantuan pemerintah Provinsi Sulbar berupa bus sekolah untuk mengatasi masalah siswa yang kesulitan akses transportasi ke sekolah.
Menurut dia, saat ini pemerintah desa Kabiraan sedang mengupayakan membantu siswa dengan berinisiatif menyediakan angkutan kendaraan roda empat yang dapat digunakan mengantar ke sekolahnya.
"Karena dana desa tidak cukup menyediakan bus sekolah, maka pemerintah desa berinisiatif menggalang dana swadaya membantu siswa, ini merupakan solusi alternatif," katanya.
Ia mengatakan, hal itu menjadi pilihan karena siswa butuh bus sekolah untuk akses transportasi ke sekolah karena jarak sekolah yang jauh dari pemukiman penduduk.
"Siswa harus berjalan kaki sejauh lima kilometer ke sekolah tentu sangat membebani siswa yang hidup di zaman kemerdekaan ini, sehingga bila ada bantuan bus sekolah maka siswa pasti sangat terbantu," katanya.
Menurut dia, dengan bantuan bus sekolah maka akan mengurangi jumlah siswa yang merantau untuk bersekolah karena di kampung halamannya juga sekolah sudah terjangkau.