Makassar (ANTARA Sulsel) - Pemerintah Kota Makassar bertekad menjadikan daerah Lantebung, Kelurahan Bira, Kecamatan Tamalanrea, sebagai kawasan ekominawisata dengan menanam puluhan ribu batang pohon mangrove.

"Mangrove punya banyak fungsi, selain fungsi utamanya sebagai mitigasi bencana di daerah pesisir juga bisa dijadikan kawasan ekowisata," ujar Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto di Makassar, Jumat.

Dia mengatakan mangrove di beberapa daerah dan negara-negara tropis lainnya di dunia menjadikannya sebagai salah satu objek wisata seperti di Brazil.

Kota Makassar yang sebagian wilayahnya adalah perairan juga punya potensi besar dalam pengembangan ekowisata mangrove dan daerah pesisir seperti di daerah Lantebung ini menjadi salah satu yang paling cocok untuk pengembangannya.

"Hutan magrove perlu dilestarikan karena selain berfungsi sebagai mitigasi bencana di daerah pesisir khususnya bagi Makassar yang merupakan water front city, hutan magrove juga dapat menjadi penopang kehidupan fauna sebagai habitat singgah dari jenis fauna tertentu," terangnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, Peternakan (DKP3) Makassar Abdul Rahman Bando menambahkan, penanaman pohon mangrove sebanyak 20 ribu batang itu juga berpotensi menjadi sumber pendapatan bagi masyarakat maupun daerah.

Karena mangrove yang jika dikembangkan dan dikelola dengan baik akan mampu menghasilkan nilai ekonomi bagi masyarakat, industri, maupun bagi negara.

Beberapa fungsi ekonomi kawasan mangrove sebagai sumber devisa yakni ; dapat menghasilkan kayu, misalnya kayu bakar, arang, serta kayu untuk bahan bangunan dan perabot rumah tangga.

Penghasil bahan baku industri, misalnya pulp, kertas, tekstil, makanan, obat-obatan, alkohol, penyamak kulit, kosmetika, dan zat pewarna serta penghasil bibit ikan, udang, kerang, kenning, telur burung, dan madu.

Sedangkan fungsi lainnya sebagai wanawisata kawasan mangrove yakni, sebagai kawasan wisata alam pantai dengan keindahan vegetasi dan satwanya. Sebagai tempat pendidikan, konservasi, dan penelitian serta berperahu di sekitar mangrove.

"Begitu pentingnya hutan mangrove ini, makanya kita lebih serius dalam program pelestariannya. masyarakat juga harus ikut berpartisipasi dalam perlindungan, pengelolaan, dan pengembangan hutan mangrove dengan melihat semua potensi yang dimilikinya ini," jelasnya.

Saat ini, kata Rahman, DKP3 Kota Makassar bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) dan Ditjen Pengelolaan Ruang Laut Kementerian Kelautan, dan Perikanan RI membina banyak kelompok dibidangnya.

Beberapa kelompok diantaranya, satu kelompok infrastruktur, satu kelompok pengelola SDA, empat kelompok nelayan tangkap, dua kelompok budi daya ikan dan kepiting, serta dua kelompok ibu-ibu pengolahan.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024