Gorontalo (ANTARA Sulsel) - Seribuan warga Gorontalo memadati lokasi kegiatan memasak kuliner khas Gorontalo yaitu Ilabulo sepanjang 100 meter di objek wisata alam Pentadio Resort, Kabupaten Gorontalo, Minggu.

Pantauan lapangan, warga dari berbagai daerah seperti Kota dan Kabupaten Gorontalo mulai memadati tempat itu sejak pagi hari.

Nur Rohmah, warga Limboto, Kabupaten Gorontalo mengaku datang ke tempat itu sejak pagi hari agar dapat secara langsung menyaksikan pembuatan Ilabulo yang terbuat dari campuran sagu, daging ayam, hati ayam, kelapa yang dibungkus menggunakan daun pisang.

"Biasanya Ilabulo hanya berukuran 15 hingga 20 sentimeter, namun ini dibuat sepanjang 100 meter, saya pasti tidak ingin melewatkannya begitu saja," katanya.

Hal serupa dikatakan Mohamad Imran, menurutnya kegiatan seperti ini merupakan yang pertama di Gorontalo, bahkan dunia karena Ilabulo merupakan kuliner khas Gorontalo.

"Sungguh kegiatan yang unik dan dapat menarik minat pengunjung, di sini sangat ramai dan saya pun tertarik untuk ikut serta memasak Ilabulo yang telah disediakan oleh panitia," katanya.

Sementara itu, Bupati Gorontalo Nelson Pomalingo saat menghadiri acara tersebut mengatakan, kegiatan unik seperti itu akan terus dikembangkan.

"Hal ini juga terkait dengan ekonomi kreatif, salah satunya adalah kuliner dan kegiatan ini dapat mendorong hal itu terutama anak muda," ucap Bupati Nelson.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kebudayaan dan Kominfo Kabupaten Gorontalo, Aziz Nurhamidin menjelaskan, pihaknya ingin membuat kegiatan pariwisata yang "out of the box" dan unik, karena hal yang unik sangat laku untuk dijual.

"Oleh karena itu kami membuat kuliner khas Gorontalo yaitu ilabulo dengan panjang 100 meter dan akan dimasak di lokasi wisata Pentadio Resort," ucapnya.

Ilabulo sepanjang 100 meter tersebut di masak dengan cara di bakar di atas meja yang telah disediakan dan di alas menggunakan seng dan warga yang datang dipersilahkan untuk mencicipi bahkan untuk membawa pulang Ilabulo yang telah dimasak. 

Pewarta : Adiwinata Solihin
Editor :
Copyright © ANTARA 2024