Makassar (ANTARA Sulsel) - Elpiji atau LPG tiga kilogram yang disubsidi pemerintah mulai mengalami kelangkaan di sejumlah kabupaten dan Kota di Sulawesi Selatan, adapun didapat harga naik dari seharusnya.

"Sudah dua hari ini elpiji tiga kilogram susah didapatkan, sudah kesana kemari mencari tidak dapat, adapun saya dapat harganya Rp25 ribu padahal harga normal Rp17 ribuan," sebut Andi warga Kabupaten Gowa saat menghubungi wartawan di Makassar, Rabu.

Sebagai penjual makanan siap saji, dirinya direpoti mencari gas yang sudah mulai langka, bahkan harus rela ke Makassar membeli itupun harus di tempat tertentu.

Sedangkan warga lainnya juga dikonfirmasi di Kabupaten Maros, Sulsel, juga mengeluhkan hal yang sama. Sejak sepekan warga di daerah Moncongloe kesulitan mendapatkan tabung gas berwarna melon itu.

"Sudah satu minggu gas kosong katanya belum masuk, ada gas tiga kilo tapi harganya mahal sampai Rp25 ribu. Ini ada apakah sebenarnya, mau naik lagi harga gas kah, kasihan kita ini orang miskin," ucap Andelia ibu rumah tangga ini di Kompleks Asabri Moncongloe Maros.

Sejumlah daerah seperti Kabupaten Takalar, Jeneponto, Bulukumba, Sinjai, Barru, Pangkep, Palopo dan beberapa lainnya juga dikabarkan mengalami kelangkaan. Bahkan tabung tiga kilogram yang beredar dipasaran beratnya bervariasi ada tujuh kilogram dan tujuh setengah kilogram yang seharusnya delapan kilogram.

Dikonfirmasi terpisah terkait masalah kelangkaan itu, Manager Area Communication dan Relation Sulawesi Pertamina, Hermansyah Y Nasron malah mengaku belum mendapatkan adanya informasi kelangkaaan gas tiga kilogram tersebut.

"Kenapa bisa langka, belum ada informasi yang masuk. Justru kami menambah pasokan elpiji kepada masyarakat," ujar dia.

Meski terjadi kelangkaan, pihaknya berdalih telah menambah pasokan untuk memenuhi kebutuhan pasca pasca Idul Adha dengan tambahan pasokan LPG sebesar 10 persen per hari. Dari normal pasokan 53 ribu tabung per hari, ditambahkan sebanyak 4.800 tabung per hari.

Tambahan pasokan akan terus dimonitor sampai dirasakan ketersediaan masyarakat cukup dan kebutuhan kembali normal. Pertamina juga memantau pendistribusian LPG dengan prioritas pada pangkalan resmi yang berjumlah 1.100 di seluruh Makassar.

"Harga jual yang berlaku di pangkalan sesuai dengah Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan Pemerintah Daerah sebesar Rp15.500 pe tabung. Bagi masyarakat sebaiknya membeli di tingkat agen pangkalan bukan di pengecer. Karena di pengecer bukan jangkauan kami," harapnya.

Dirinya menjelasakan tren peningkatan konsumsi ini terkait dengan budaya masyarakat Makassar yang biasanya memilih waktu hajatan setelah Idul Adha, karenanya Pertamina sudah mengantisipasi sejak beberapa hari setelah Hari Raya.

Selain stok LPG tiga kilogram, Pertamina juga meningkatkan stok LPG 12 kilogram dan Bright Gas 12 kilogran dan 5,5 kilogram sebanyak 200 persen.

Pewarta : Darwin Fatir
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024