Makassar (ANTARA Sulsel) - Badan Pusat Statistik mencatat angka inflasi Sulawesi Selatan sebesar 0,32 persen selama September 2016 dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 124,78

"Angka inflasi Sulsel pada bulan September berada pada angka 0,32 persen dan angka ini masih normal, meskipun sedikit tinggi dari angka inflasi secara nasional," ujar Ketua BPS Sulsel Nursam Salam di Makassar, Senin.

Dia mengatakan, inflasi Sulsel di bulan September 2016 ini terjadi karena adanya enam kelompok pengeluaran mengalami kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks harga pada kelompok bahan makanan sebesar 0,42 persen.

Pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau ada kenaikan 0,10 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar 0,09 persen.

kelompok kesehatan sebesar 0,28 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,15 persen; dan kelompok transpor,komunikasi dan jasa keuangan 1,03 persen.

Sedangkan dari kelompok itu, satu kelompok lainnya justru mengalami deflasi, yaitu kelompok sandang sebesar -0,10 persen.

"Kalau ada inflasi, ada juga deflasi. Untuk komoditi yang menjadi penyeimbang inflasinya itu seperti bawang merah, ikan layang, bandeng, daging ayam ras, cabe merah, kacang panjang, ikan cakalang dan tukang bukan mandor," katanya.

Nursam mengaku, dari 11 kota di Pulau Sulawesi, tujuh diantaranya mengalami inflasi dan empat daerah lainnya mengalami deflasi dan yang terendah yakni Kota Parepare sebesar -0,05 persen.

Sementara 82 kota IHK Nasional, 58 kota mengalami inflasi, sedangkan 24 kota lainnya deflasi. Inflasi tertinggi itu tercatat di Kota Sibolga dengan 1,85 persen dengan IHK 129,02, dan inflasi terendah di Purwokerto dan Banyuwangi masing-masing sebesar 0,2 persen.

Pewarta : Muh Hasanuddin
Editor : Daniel
Copyright © ANTARA 2024