Makassar (ANTARA Sulsel) - Puluhan seniman kawakan siap berkolaborasi dalam sebuah pertunjukan teater dalam karya berjudul "Musang Berjanggut" Gedung Kesenian Societet de Harmonie, jalan Riburane Makassar, Sulawesi Selatan, 23-25 Oktober 2016.

Salah satu aktor sekaligus bertindak sebagai pimpinan produksi, Soeprapto Budisantoso di Makassar, Kamis, mengatakan para seniman kawakan yang sudah berpuluh tahun mendidikasiakn diri pada dunia seni itu memang sepakat untuk kembali bekerjasama dalam sebuah proyek spesial tersebut.

"Pertunjukan ini dimainkan para seniman yang sudah lama bergelut dengan seni pertunjukan, dan sudah seringkali bermain di atas panggung sejak dari usia muda hingga sekarang ini," ujarnya.

Menurut dia, lewat Sinerji Teater Makassar, para seniman senior ini memaikan sebuah naskah melayu klasik yang sudah berusia lebih seratus tahun.

Sementara Sutradara pertunjukan yang juga pimpinan Sinerji Teater Makassar, Yudhistira Sukatanya, menyebutkan kali ini mereka sengaja memainkan naskah klasik yang digarap juga dengan gaya klasik untuk memberi warna dalam sajian pertunjukan seni di kota Makassar.

"Naskah ini sudah dipentaskan dalam berbagai versi seperti dalam versi film tahun 1983 dan versi panggung tahun 2002 di Jakarta," ungkap Yudhistira yang telah menyutradarai dan menulis ratusan naskah pertunjukan ini.

Salah satu perupa yang juga kerap main diatas panggung, Is Hakim mengungkapkan kertetarikannya pada pertunjukan musang berjanggut karena naskah klasik melayu ini unik,

"Digarap dengan genre komedi yang menyentil tetapi pesan moralnya masih sangat relevan dengan kondisi kekinian sperti bagaimana tiga godaan besar, tahta harta dan wanita yang bisa menggerogoti pemerintahan kita," ungkapnya.

Hikayat Musang Berjanggut merupakan karya sastra masyur melayu deli klasik yang dibuat sastrawan melayu Jamalul Abidin Ass. Cerita ini mengajarkan nilai-nilai peradaban melayu dahulu kala dan kearifan.

Musang Berjanggut berkisah tentang seorang pegawai kerajaan bernama Cik Awang yang mempunyai istri yang cantik dan diincar oleh banyak pejabat istana termasuk sang raja. Berbagai tipu muslihat dilakukan oleh pejabat tersebut untuk bisa merebut istri Cik Awang. Hingga kebusukan moral ini terkuak dan membuat malau diri mereka sendiri.

Pertunjukan ini akan digelar selama tiga hari 23-25 Oktober, dimana setiap harinya akan digelar dua kali pertunjukan yakni sore pukul 16.00 wita dan malam pukul 19.00 wita. Tiket bisa diperoleh di gedung kesenian Sulawesi Selatan setiap harinya, atau langsung saat di lokasi pertunjukan.

Pewarta : Abd Kadir
Editor :
Copyright © ANTARA 2024